REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Aksi bom bunuh diri menggunakan mobil mengoyak ibu kota Afghanistan, Sabtu (16/11). Peristiwa terjadi beberapa jam setelah Presiden Hamid Karzai mengumumkan para negosiator AS dan Afghanistan menyetujui rancangan kesepakatan yang memungkinkan tentara AS tetap bertahan di negara itu melampaui batas waktu 2014.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Sediq Sediqqi mengatakan, pembom bunuh diri menyerang pasukan keamanan yang melindungi tempat pertemuan Loya Jirga, majelis permusyawaratan nasional para tetua suku di Afghanistan. Akibat ledakan itu, sebanyak enam orang tewas dan 22 lainnya mengalami luka-luka.
“Di antara yang tewas adalah dua personel keamanan,” kata Sediqqi, Ahad (17/11).
Ia menuturkan, pasukan keamanan Afghanistan sebelumnya telah memperkirakan akan adanya aksi semacam ini. Namun, mereka tidak dapat menghentikan serangan tersebut.
Tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas kejadian ini, meskipun sebagian kalangan kemungkinan bakal menyalahkan Taliban yang selama ini gigih menentang kehadiran setiap tentara asing di Afghanistan.