REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Prancis, Francois Hollande, mengatakan negaranya akan terus menentang pelonggaran sanksi ekonomi terhadap Iran, hingga Teheran benar-benar mengakhiri proyek senjata nuklir mereka. Untuk itu, ia meminta Iran memenuhi empat syarat agar kesepakatan dalam perundingan nantinya bisa dicapai.
“Prancis mendukung perjanjian sementara ini, namun dengan dasar empat poin,” ujar Hollande di sela-sela kunjungan tiga harinya ke Israel dan Tepi Barat, kemarin, seperti dikutip dari Aljazeera, Senin (18/11).
Syarat pertama, kata dia, Iran harus meletakkan semua instalasi nuklirnya di bawah pengawasan internasional sekarang juga. Kedua, Teheran diminta menghentikan pengayaan uruanium mereka hingga ke taraf 20 persen. Ketiga, ia juga menuntut Iran supaya mengurangi stok uranium yang sudah ada sebelumnya.
“Terakhir kami ingin Iran menghentikan Arak plant. Inilah poin-poin yang sangat penting untuk menjamin kesepakatan apa pun bagi kita semua,” ucapnya.
Pembahasan nuklir Iran dengan beberapa negara besar di Jenewa, Swiss, 10 November lalu, menurut laporan BBC, belum lagi mencapai titik temu. Amerika Serikat sebelumnya telah menawarkan pembebasan sejumlah aset milik Iran yang dibekukan di luar negeri sebagai bagian dari negosiasi awal.
Penawaran itu ada catatannya, yaitu pembatasan ketat terhadap program nuklir Iran tetap diberlakukan sampai negara itu mampu meyakinkan dunia bahwa mereka tidak sedang berusaha merancang senjata nuklir. Sementara, Prancis mengambil sikap lebih keras dibandingkan mitra-mitra Baratnya dan menentang pelonggaran sanksi tersebut.
Menurut jadwal, AS dan lima negara besar lainnya (Inggris, Prancis, Rusia, Cina, dan Jerman) akan menggelar lagi perundingan lanjutan dengan Iran pada 20 November ini di Jenewa.