Selasa 19 Nov 2013 12:49 WIB

Caroline Kennedy Akan Bertemu Kaisar Akihito

  Duta Besar AS untuk Jepang Caroline Kennedy tersenyum, sebelum memberikan pernyataan saat tiba di   Bandara Internasional Narita di Narita, Tokyo, Jumat (15/11). (AP/Koji Sasahara)
Duta Besar AS untuk Jepang Caroline Kennedy tersenyum, sebelum memberikan pernyataan saat tiba di Bandara Internasional Narita di Narita, Tokyo, Jumat (15/11). (AP/Koji Sasahara)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Caroline Kennedy akan bertemu dengan Kaisar Jepang Akihito pada Selasa (19/11) sore sebagai upacara peresmian jabatannya sebagai duta besar Amerika Serikat di Jepang, beberapa hari menjelang peringatan 50 tahun pembunuhan terhadap ayahnya.

Kennedy (55 tahun) satu-satunya keturunan yang masih hidup dari John F Kennedy akan dibawa ke istana kekaisaran dengan kereta kuda, dalam prosesi diiringi pegawai istana dalam busana gaya Eropa. Ia akan bertemu dengan Kaisar untuk menyerahkan surat kepercayaan dari Washington mengenai kedudukannya, suatu upacara yang lazim bagi seorang utusan negara ke Jepang.

Penunjukkannya sebagai Dubes AS untuk Jepang menarik perhatian banyak media yang menjanjikan siaran langsung prosesi tersebut sekitar pukul tiga sore waktu Tokyo (06.00 GMT). Para Dubes baru untuk Jepang biasa ditawari untuk menaiki kereta kuda sepanjang 1,8 kilometer dari pusat kota atau naik mobil dari kediamannya. Kebanyakan mereka memilih kereta kuda.

"Suatu kehormatan bagi saya untuk bisa bekerja meningkatkan hubungan kedua negara besar kita," kata Caroline Kennedy kepada wartawan, seperti dilansir AFP.

Caroline Kennedy adalah perempuan dubes pertama dari AS untuk satu negara raksasa Asia, yang sejauh ini masih menempatkan perempuan lebih rendah dibandingkan pria dibandingkan negara makmur lainnya. Penunjukannya mendapat sambutan baik di Jepang, meskipun ada juga beberapa kritik yang mencemaskan urusan diplomatik pada posisi yang penting pada saat ketegangan meningkat antara sekutu AS dan Cina.

Kennedy memegang peran penting dalam Partai Demokrat pada 2008 saat mendukung Obama menentang pesaingnya, Hillary Clinton.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement