Selasa 19 Nov 2013 17:11 WIB

Kolumnis Australia: Canberra Tak Percaya Jakarta

Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.
Foto: brecorder.com
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Australia disebut-sebut menyadap Indonesia bukan hanya pada 2009. Sejak 1950-an, Australia rutin memata-matai Indonesia, kata Philip Dorling, kolumnis The Canberra Times dalam tulisannya "Canberra doesn't trust Jakarta" pada harian terkemuka Australia, Sidney Morning Herald, hari ini.

"Kabar bahwa dinas mata-mata elektronik, Defence Signals Directorate, telah menyasar percakapan telepon Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono tidaklah mengejutkan ratusan, bahkan ribuan, agen rahasia, diplomat, birokrat dan politisi Australia," kata Dorling mengawali tulisannya.

Mengapa kita (Australia) melakukan itu? Dorling menjawab sendiri pertanyaannya itu, bahwa di balik segala pernyataan persahabatan dan bertetangga baik oleh berbagai pemerintah Australia, Canberra memang sebenarnya tak mempercayai Jakarta.

"Kita (Australia) bekerjasama erat dengan Indonesia, termasuk dalam bidang keamanan dan intelijen, tapi kita tidak mempercayai mereka (Indonesia)," tulis Dorling.

Indonesia di mata Australia, kata Dorling, tidak seperti Australia memandang Selandia Baru yang dianggap sekutunya, sebaliknya Australia selalu khawatir suatu saat Indonesia akan menjadi ancaman.

Selandia Baru dianggap sebagai salah satu dari program mitra "Five Eyes" atau lima sekutu terpercaya Australia. "Kita telah memata-matai Jakarta sejak lama," kata Dorling.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement