REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Seorang pemimpin gerilyawan Suriah yang karismatik, Abel Qader Saleh, tewas akibat cedera yang dideritanya dalam satu serangan udara pemerintah saat satu delegasi pemerintah berunding di Moskow, Senin, mengenai perundingan perdamaian.
Kematiannya menjadi satu pukulan bagi oposisi terutama daerah Aleppo tempat Saleh berasal dan berjuang. Liwa al-Tawhid mengumumkan kematian pemimpin berusia 33 tahun itu di Facebook resminya dalam berita yang dikonfirmasikan oleh Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusoa (SOHR) yang bermarkas di London itu.
Abel Qader Saleh, yang juga dikenal dengan nama Hajji Marea, tewas akibat cedera. ''Dia menderita cedera, Kamis, ketika pesawat-pesawat tempur menargetkan pemimpin Liwa al-Tawhid itu," kata pernyataan SOHR.
"Ia dibawa ke Turki akibat cedera yang dialaminya,'' kata Direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman, kepada AFP. ''Dia meninggal di sebuah rumah sakit di sana dan akan dibawa pulang ke Suriah untuk dikebumikan."
Serangan itu juga menewaskan kepala intelijen Liwa al-Tawhid, Yussed al-Abbas, yang dikenal sebagai Abu al-Tayyeb.
Liwa al-Tawhid , yang didukung Qatar, memiliki sekitar 8.000 petempur dan termasuk di antara satu-satuan Islam yang menolak oposisi Koalisi Nasional.
Akan tetapi, Saleh adalah seorang pemimpin gerilyawan yang disegani dalam kelompok oposisi yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
Koalisi Nasional termasuk di antara yang memberikan penghormatan kepadanya. Mereka menyebut Saleh, seorang pemimpin Islam moderat, sebagai simbol hidup di hati para warga Suriah.