REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menghentikan pembayaran gaji bagi ribuan pekerja yang membantu pengungsi Palestina bulan depan. Hal itu karena badan dunia tersebut mengalami krisis dana tunai yang terus berkembang, kata seorang pejabat PBB, kemarin.
Lembaga Pertolongan dan Kerja PBB (UNRWA), salah satu badan tertua di PBB, menghadapi situasi yang memprihatinkan karena mengalami defisit 36 juta dolar AS, kata wakil Sekjen PBB Jeffrey Feltman kepada Dewan Keamanan.
"UNRWA tak akan dapat mendanai dengan cukup layanan-layanan intinya, khususnya pendidikan, kesehatan, dan mitigasi kemiskinan, dan tidak akan bisa membayar gaji 30 ribu guru, personel medis, dan pekerja sosialnya pada Desember," kata Feltman, seperti dikutip dari AFP, Rabu (20/11).
Lembaga itu dibentuk pada 1950 untuk membantu pengungsi Palestina yang kehilangan rumah mereka karena konflik di Timur Tengah pada 1948. UNRWA memperkirakan bahwa pihaknya sekarang membantu sekitar lima juta orang. Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menjadi donor terbesar UNRWA untuk anggaran dua tahun sebesar lebih 1,2 miliar dolar AS.
Lembaga itu juga menghadapi krisis di wilayah Gaza yang dikuasai Hamas setelah penguasa Israel menemukan satu terowongan dari jalur yang dikepung itu ke Israel pada Oktober. Israel menangguhkan masuknya semua bahan bangunan ke Gaza dan sejak itu.
Sebanyak 19 dari 20 proyek UNRWA di wilayah itu dihentikan. Feltman mengatakan penghentian pekerjaan bangunan itu telah meneyebabkan ribuan orang tanpa kerja dan menghimbau Israel untuk mempertimbangkan kembali langkahnya.