REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) John Kerry mengecam pengeboman terhadap kedutaan Iran di Beirut sebagai serangan yang tidak masuk akal dan tercela. Ia mendesak semua pihak untuk mendukung penyelidikan Lebanon.
"Amerika Serikat tahu dengan baik korban terorisme yang diarahkan pada para diplomat kita sendiri di seluruh dunia, dan hati kita pergi bersama rakyat Iran setelah serangan kekerasan yang tidak dapat dibenarkan ini " kata Kerry dalam satu pernyataan, Selasa (19/11) waktu setempat.
Pemboman bunuh diri ganda menewaskan 23 orang dan melukai 146 lainnya serta telah diklaim oleh satu kelompok jihad Alqaidah.
"Amerika Serikat mengutuk keras hari ini, tidak masuk akal dan tercela teror bom di Kedutaan Besar Iran di Beirut," kata Kerry.
"Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada para korban dan keluarga mereka. Kami mendesak semua pihak untuk bersikap tenang dan menahan diri guna menghindari menyulut situasi selanjutnya," ia menambahkan.
Kerry mengatakan AS mendukung janji Lebanon untuk menyelidiki insiden tersebut, dan mendesak bahwa mereka yang bertanggungjawab dibawa ke pengadilan. Pemerintah Lebanon secara resmi telah mengumumkan kebijakan tidak-terlibat dalam konflik Suriah.
Namun, kepala politik PBB Jeffrey Feltman pada Selasa menyoroti laporan-laporan Dewan Keamanan bahwa milisi Hizbullah Lebanon bertempur dengan pasukan Presiden Bashar al-Assad di Suriah, yang jelas melanggar pernyataan pihak Lebanon untuk tetap keluar dari perang.
Iran adalah salah satu dari sekutu terdekat Suriah dan merupakan sponsor utama Hizbullah, gerakan Syiah kuat yang telah mengirimkan ribuan pejuang untuk mendukung rezim Damaskus dalam pemberontakan selama 32 bulan itu.