Rabu 20 Nov 2013 09:15 WIB

Cegah Senjata ke Korut, Wapres AS Berterima Kasih ke Panama

Joe Biden
Foto: AP
Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, PANAMA CITY -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, Selasa (19/11), mengucapkan terima kasih kepada Panama untuk mendeteksi pengiriman kontroversial senjata Kuba menuju Korea Utara yang tampaknya melanggar sanksi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Di Panama, Biden yang sedang berkunjung ke negara itu mengatakan, "Yang lain-lain mungkin telah melangkah mundur, Anda menemukan dan menyita senjata dari Kuba menuju menuju ke Utara Korea. Amerika Serikat bersyukur bahwa anda melakukan tanggung jawab internasional, dan Anda membuat kontribusi yang signifikan, dan nyata kepada keamanan global," kata Biden, seperti dikutip dari AFP, Rabu (20/11).

Pemerintah Panama merebut Chong Chon Gang pada 10 Juli setelah menemukan 25 kontainer pengiriman perangkat keras militer Kuba , termasuk dua MiG-21 tempur, yang tersembunyi di kargo gula. Panama mengatakan pihaknya percaya bahwa pengiriman tersebut melanggar embargo senjata PBB terhadap Korea Utara.

Pada Agustus, pemerintah Panama mengatakan PBB telah memastikan bahwa pengiriman tersebut melanggar sanksi terhadap transfer senjata ke Korea Utara. Sanksi itu dikenakan karena program nuklir kontroversial negara tertutup itu.

Baik Havana dan Pyongyang mengatakan senjata-senjata itu adalah senjata "usang" Kuba yang dikirim ke Korea Utara untuk perbaikan berdasarkan kontrak yang sah. Para sekutu komunis iu tidak menjelaskan mengapa 'barang' tersebut dikuburkan di bawah lebih dari 200.000 karung gula di dalam kapal.

Sebanyak 35 awak kapal menghadapi tuntutan hingga 12 tahun penjara jika terbukti bersalah dengan tuduhan perdagangan senjata. Para pelaut itu ditahan di Fort Sherman, bekas pangkalan militer AS.

Delegasi Korea Utara ysng tiba di Panama pada Senin berharap untuk dapat meninggalkan negara itu bersama sebagian besar awak kapal yang ditahan tersebut. Kapal itu didenda satu juta dolar oleh Otoritas Terusan Panama karena membahayakan jalur perairan. Ini belum dibayar, kata para pejabat Panama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement