Rabu 20 Nov 2013 22:59 WIB

Diterpa Isu Penyadapan, Kerjasama Pertahanan Indonesia - Australia Semakin Erat

Red:
Pesawat tempur
Pesawat tempur

CANBERRA -- Kerjasama pertahanan Indonesia – Australia meningkat signifikan sejak ditandatanganinya Lombok Treaty November 2006 antara Menteri Luar Negeri Australia kala itu Alexander Downer dan koleganya Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda.

Dalam perjanjian tersebut masing masing Negara berkomitmen untuk saling berkonsultasi dalam bidang pertahanan, kontra terorisme, serta berbagi informasi intelejen dan keamanan.

Pada tahun 2012, kedua Negara juga menandatangani perjanjian kerjasama pertahanan yang menyediakan kerangka kerjasama lanjutan dan tahun lalu Indonesia – Australia telah menggelar serangkaian besar pelatihan dan latihan gabungan personil militer sejak pertengahan tahun 1990-an.

Saat ini Australia sedang dalam proses mengirimkan 4 pesawat C-130H yang akan digunakan dalan upaya penanganan bencana dan kemanusiaan di Indonesia. Unit pertama dari pesawat itu menurut rencana akan dikirimkan dalam beberapa pekan ke depan.

Jadwal pengiriman itu dikonfirmasikan Menteri Pertahanan David Johnston dalam kunjungan resminya ke Jakarta dua pekan lalu.

Dalam kunjungan itu, Johnston berbicara mengenai bersinarnya hubungan kerjasama pertahanan kedua Negara.

"Hubungan Australia dengan Indonesia sangat penting di kawasan, untuk alasan ukuran kekuatan, kedekatan geografis dan saling berbagi manfaat. Pentingnya posisi Indonesia bagi kita hanya akan tumbuh sebagai pengaruh signifikan regional menjadi global, "katanya.

Johnston mengatakan jalinan kerjasama yang menguat ini akan terus tumbuh di masa depan.

"Bersama Australia dan Indonesia akan menyelenggarakan koordinasi patroli keamanan maritime di perbatasan maritim kedua negara sejak tahun 2010,” paparnya.

"Bulan Mei 2013, kita telah menyelenggarakan latihan pasukan perdamaian bilateral Garuda Kookaburra. Kita juga telah melakukan latihan bantuan kemanusiaan dan SAR Juni lalu dan kita telah membangun latihan militer baru Wirra Jaya bulan September lalu.

"Semua ini menambah program kerjasama pertahanan yang telah ada, yang tahun ini meliputi latihan pilot tempur, latihan kapal perang, dan latihan kontra pembajakan dan sandera antara kedua negara,”

Dalam pertemuan di Jakarta Johnston mengungkapkan harapannya untuk memperluas dan memperdalam dialog mengenai tantangan yang meningkat di sektor keamanan cyber.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement