REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, Rabu mengatakan bahwa Israel perlu mencari mitra lain selain Washington. Pernyataannya menimbulkan ketegangan dengan sekutu terdekatnya saat pembicaraan nuklir Iran makin dekat.
Kepala diplomat hawkish yang kerap bicara blak-blakan, yang kembali menjabat menteri luar negeri negara Yahudi pada awal bulan ini setelah terlibat tuduhan korupsi itu, berbicara saat negara-negara kuat utama termasuk Amerika Serikat sedang berusaha menutup kesepakatan dengan Iran mengenai kontroversial program nuklirnya.
"Hubungan antara Israel dan mitra strategis utama Amerika Serikat telah melemah," kata Lieberman.
"Anda dapat memahami itu. Karena, Amerika telah terlalu banyak memiliki tantangan --Korea Utara, Afghanistan, Pakistan, Iran, Irak,'' katanya. ''Mereka pun punya masalah ekonomi di dalam negeri sendiri.''
"Kita perlu berhenti menuntut, mengeluh, mengerang dan bukannya mencari negara yang tidak tergantung pada uang dari dunia Arab atau Islam dan yang ingin bekerja sama dengan kami dalam bidang inovasi," katanya.
Lieberman tidak merinci siapa yang dimaksud mitra alternatif yang ada di dalam pikirannya. Tetapi, dia tidak ragu-ragu di masa lalu untuk berbicara menentang Washington ketika ia menganggap akan bertindak melawan kepentingan Israel.
Pemerintah Israel telah memobilisasi semua kekuatan lobi dengan Kongres AS dan publik dalam beberapa pekan terakhir terhadap kesepakatan potensial dengan Iran yang dilihat sangat dalam merusak kepentingannya.
Israel menganggap Iran sebagai ancaman strategis utama dan bertekad untuk 'menjaganya' di bawah sanksi ekonomi yang melumpuhkan, meskipun terdapat momentum diplomatik untuk tercapainya kesepakatan.