Kamis 21 Nov 2013 15:56 WIB

Mark Textor Minta Maaf

Red:
Demo dan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Australia
Demo dan aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Australia

MELBOURNE -- Ahli strategi dan konsultan polling, Partai Liberal, Mark textor meminta maaf atas pernyataan rasial di  akun Twitter-nya kemarin (20/11), yang mengkritik respons Indonesia atas terungkapnya penyadapan Australia terhadap sejumlah pejabat Indonesia.

Dalam serangkaian komentar – yang sekarang sudah dihapus – textor mengatakan :  "Australia dituntut meminta maaf oleh seseorang yang wajahnya mirip bintang porno Filipina tahun 1970-an dan memiliki etika untuk dicocokkan”.

Textor membantah spekulasi kalau kicauannya itu merujuk kepada Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa. "Saya tidak merefer kepada sosok tertentu tapi jika anda membayangkan seseorang karena kicauan saya itu, saya tidak keberatan,” katanya kepada ABC.

Tapi belakangan dalam wawancara dengan ABC, Textor menyampaikan permintaan maafnya di situs media sosial. Saya minta maaf kepada sahabat saya di Indonesia – Saya frustasi karena sedang di bawah tekanan media. Twitter memang bukan tempat untuk diplomasi,"— Mark Textor (@markatextor) November 21, 2013

Penasehat Partai Liberal ini kemarin juga menyatakan belum pernah ada warga Australia yang di bom di Australia, dan mengunggah juga foto korban bom Bali. PM Tony Abboy menggambarkan komentar rasial Textor sebagai sesuatu yang “norak”.

Dalam sesi tanya jawab hari ini, Pemimpin Oposisi Bill Shorten bertanya kepada Abbott mengapa tidak ada dari pemerintahannya yang berbicara kepada Textor mengenai pernyataannya yang bersifat ‘menyerang’ tersebut.  "Apakah PM akan mengevaluasi semua kontrak antara pemerintah koalisi dengan perusahaan Textor? Kata Shorten.

Tapi Abbott hanya menjawab “pernyataan textor itu norak dan sudah dihapus dan dia juga sudah meminta maaf”.

Textor menyebut dirinya sebagai orang lingkaran dalam Perdana Menteri, dan perusahaan riset pasar miliknya CrosbyTextor sudah dikaitkan dengan Partai Liberal selama bertahun-tahun.

Hari ini, anggota koalisi di Parlemen, Greg Hunt, menawarkan teguran ringan. "Saya akan membiarkan Textor berbicara untuk dirinya sendiri tetapi ini adalah momentum ketika semua orang di semua pihak harus sangat menghormati satu sama lain dan juga hubungan diantara kita," katanya.

"Sopan santun, martabat, kesopanan, ini adalah kata yang harus kita semua tekankan hari ini."

Ada sejumlah kalangan konservatif di Australia yang cukup tidak sabar dengan kemarahan yang diungkapkan oleh pemerintah Indonesia.

Ahli strategi dan konsultan polling Partai Liberal, Mark Textor tersinggung dengan kemarahan tertentu yang diungkapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Twitter, dan situs kalangan konservatif Menzies House bahkan bersuara lebih nyaring. Sekretaris Parlemen, Steve Ciobo berusaha mengecilkan kaitan antara Textor dengan pemerintah koalisi.  "Mark Textor adalah warga sipil biasa, dia pribadi yang memiliki usahanya sendiri yang menyediakan dan telah menyediakan jasa bagi Partai Liberal,” katanya.

"Tapi Dia tidak masuk dalam jajaran pemerintah, dia bukan tokoh pemerintah, dan dia juga bukan staf pemerintah.

"Sehingga komentar yang dia sampaikan , saya kira tidak tepat, tapi komentar itu dibuat dalam kapasitasnya sebagai pribadi.”

Respons Abbott dinilai tidak cukup

Menteri Luar Negeri Oposisi, Tanya Plibersek mengatakan pemerintah koalisi tidak melakukan apapun untuk memperbaiki hubungan dengan Indonesia. "Terus terang saya sangat terkejut, “ katanya.

"Komentar itu sangat tidak patut, saya gembira mendapat informasi kalau komentar itu sudah dihapur di Twitter.”

Pemimpin Partai Buruh, Christine Milne juga menguttuk pernyataan yang disebutnya sangat “mengerikan”.

"Sudah sangat jelas, Textor adalah sosok yang dekat dengan Partai Liberal dan hal itu berbicara banyak mengenai opini Partai Liberal dibelakang public,” kata Milne.

"Kicauan seperti ini akan dipandang sebagai hal yang akan menyulut situasi, terutama karena hubungan yang erat antara Mark Textor dan Perdana Menteri dan Partai Liberal pada umumnya.

"Itulah mengapa sangat penting Tony Abbott terlibat dalam hal ini secara pribadi."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement