REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pertempuran untuk mempertahankan pangkalan militer penting di kota besar utara Suriah, Aleppo, menewaskan sedikitnya 15 orang milisi pro-pemerintah pada Kamis. Demikian kata satu kelompok pemantau.
"Lima belas anggota Pasukan Pertahanan Nasional tewas dalam pertempuran menghadapi tentara Negara Islam Irak dan Levant (ISIL), Front Al-Nusra dan kelompok-kelompok gerilyawan di timur Provinsi Aleppo dan dekat Pangkalan 80," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
ISIL dan Al-Nusra yang setia kepada Alqaidah telah memainkan peran utama dalam operasi di lapangan.
Tentara merebut kembali Pangkalan 80 yang telah memberikan garnisun kepada bandara militer dan sipil Aleppo pada akhir pekan setelah berbulan-bulan pertempuran.
Itu adalah salah satu dari serangkaian kemunduran bagi pemberontak dalam beberapa pekan terakhir di sekitar kota-kota utama Suriah Damaskus dan Aleppo.
Di utara ibu kota pada Rabu, pertempuran berkecamuk di pegunungan Qalamoun dekat perbatasan Lebanon di mana kekerasan telah memicu eksodus baru pengungsi.
Daerah campuran wilayah Muslim Sunni-Kristen itu sangat strategis karena memberikan jalur suplai utama bagi pemberontak di sekitar Damaskus dan kota Homs, kota terbesar ketiga di utara.
"Situasi kemanusiaan sangat buruk," kata seorang aktivis oposisi di daerah kepada AFP melalui internet. "Karena kepadatan penduduk di sini, kita takut bencana yang sebenarnya."
Ribuan pengungsi telah melarikan diri dari Qalamoun ke Lebanon dalam beberapa hari terakhir. Mereka datang membanjiri kota perbatasan kecil Arsal.