Sabtu 23 Nov 2013 22:07 WIB

Melbourne Museum Pamerkan 'Warga Terlupakan' Australia

Red:
Museum di Melbourne
Museum di Melbourne

MELBOURNE -- Sebuah pameran yang saat ini berlangsung di Melbourne Museum, Australia, menceritakan kisah-kisah penduduk Australia yang dipisahkan dari orangtua mereka dan dipercayakan pada orangtua asuh dan panti asuhan.

Empat tahun lalu, mantan Perdana Menteri Kevin Rudd meminta maaf pada 500.000 warga Australia yang ‘terlupakan’, atau ‘forgotten Australians’.

Mereka yang terlupakan adalah mereka yang pada waktu kecil dipisahkan dari orang tua mereka karena berbagai sebab, misalnya karena kemiskinan atau keretakan keluarga. Saat ini, para warga Australia yang ‘terlupakan’ rata-rata berusia 40an tahun.

Banyak dari mereka mengalami kekerasan seksual, fisik dan emosional saat berada di bawah asuhan orang lain. Salah satu dari mereka adalah Caroline Caroll.

Menurut Caroll, meskipun butuh waktu lama sebelum pemerintah Australia meminta maaf, namun dampak positif dari permintaan maaf tersebut masih terasa hingga sekarang.

“Bertahun-tahun, banyak yang tidak mempercayai kami,” ceritanya, “Mereka bilang, lupakan saja, itu masa lalu. Itu tak akan pernah bisa dilupakan”

Carroll, yang saat ini menjabat ketua Aliansi warga Australia yang Terlupakan, menyumbang salah satu benda dari masa kecilnya untuk pameran yang saat ini dilangsungkan di Melbourne Museum.

Pameran tersebut menampilkan berbagai mainan, pakaian, foto, dan kenang-kenangan lain yang dimiliki para warga terlupakan. Carroll menyumbangkan sertifikat tari balet miliknya.

Ia bercerita, menari merupakan salah satu cara mengalihkan perhatiannya saat dia menjalani hidup dalam sebuah institusi yang merawatnya.

“Saya sering berkata bahwa salah satu kesenangan dalam hidup saya adalah balet. Saya diperbolehkan menari balet saat saya hidup di Linnwood Hall di [negara bagian] New South Wales,” jelas Carroll.

Sampai sekarang, Carroll, yang memiliki tujuh saudara kandung, masih belum tahu mengapa Ia dipisahkan dari orangtuanya saat berusia 14 bulan.

Ia dirawat di lima institusi, enam keluarga asuh, dan menderita di bawah siksaan berat, namun dahulu merasa tidak memiliki kekuatan untuk bercerita atau melaporkan pengalamannya.  

“Mereka [orang tua asuh pertama] melakukan kekerasan dengan berbagai cara,” cerita Carroll.

“Saya pernah mencari tahu dengan menggunakan kamus apa pengertian ‘state ward’ (asuhan negara), dan artinya adalah bahwa kami di bawah panduan dan perawatan negara. Waktu itu tidak ada panduan, apalagi perawatan,” jelasnya.

Carroll mengatakan, “[Mereka memindahkan saya] dari situasi yang mungkin memang buruk, tapi kemudian menempatkan saya dalam situasi yang lebih berbahaya dan mengancam hidup saya.”  

Saat ini, Carroll bekerja untuk Open Place, organisasi yang membantu mereka yang tumbuh dewasa di panti-panti asuhan negara bagian Victoria, dan membantu orang-orang tersebut bertemu kembali dengan orang tua mereka.

“Ini bukan kerja yang gampang, karena begitu banyak orang yang terluka, dan [saat mendengar] satu cerita, anda berfikir ‘tak mungkin saya bisa mendengar cerita lain yang seburuk ini,’ namun kemudian cerita selanjutnya sama buruknya, bahkan lebih buruk,” jelas Carroll.

Sue Grieve dari Melbourne Museum mengatakan bahwa hanya sedikit yang mengetahui cerita anak-anak yang dulu ditempatkan di bawah asuhan negara.

“Bila terjadi keretakan keluarga, bila orangtua mereka sakit, bila terjadi perceraian, kencanduan alkohol, kekerasan dalam keluarga, tidak ada cara lain, tak ada dukungan, jadi anak-anak itu dimasukkan rumah-rumah asuh,” jelasnya, “Terkadang, anak-anak itu tidak dipanggil menggunakan nama. Lebih efisien memanggil mereka menggunakan angka. Bayangkan, dipanggil dengan angka.”

Menurut Grieve, barang-barang yang dipamerkan, serta kutipan-kutipan cerita dalam pameran ini memberi para pengunjung pemahaman yang lebih dalam mengenai hal-hal yang dialami mereka yang terlupakan.

“Ada cerita-cerita yang sangat mengerikan,” ungkapnya, “saya rasa, pameran ini merupakan pengakuan bahwa hal-hal ini memang terjadi. Sekian lama, [cerita] orang-orang ini tidak dipercaya.”

Pameran berjudul Inside: Life in Children's Homes and Institutions akan dilangsungkan di berbagai tempat di Australia. Saat ini, pameran ini dipinjamkan oleh Museum Nasional Australia di Canberra hingga akhir Januari 2014. 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement