REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Sebanyak 5,2 juta orang sekarang kehilangan pekerjaan setelah gempa bumi mengguncang dan Topan Haiyan atau Yolanda menerjang Filipina Tengah, kata Organisasi Buruh Internasional (ILO), Jumat (22/11).
Dikretur ILO di Filipina, Lawrence Jeff Johnson, mengatakan banyak pekerja itu menghadapi resiko kehilangan sumber nafkah mereka selamanya. "Hingga hari ini, lebih dari 5,2 juta pekerja terpengaruh dan telah kehilangan sumber mata pencarian mereka baik untuk sementara maupun selamanya. Ini mendekati jumlah seluruh warga Singapura," kata Johnson di dalam satu pernyataan yang dilaporkan Xinhua.
Ia menyatakan bahkan sebelum topan menerjang Filipina Tengah, 2,3 juta pekerja di sektor "yang rentan" sudah hidup dalam kemiskinan; mereka menerima atau menciptakan pekerjaan apa saja yang tersedia agar bisa bertahan hidup.
"Namun, ini bukan sekedar masalah jumlah. Kami berbicara tentang orang yang hidup dalam ketidak-pastian," kata Johnson. Ia menyerukan perlunya peningkatan dana buat berbagai program yang bertujuan meningkatkan kehidupan rakyat.
ILO saat ini melakukan kerja sama dengan Pemerintah Filipina dalam pelaksanaan program lapangan kerja darurat di berbagai daerah yang paling parah dilanda Topan Haiyan.
Johnson mengatakan ILO telah menggelar enam tim ke Kota Tacloban di Leyte, Kota Roxas di Panay, Cebu Utara, Negros Occidental, dan Bohol di Filipina Tengah, yang diguncang gempa bumi dengan kekuatan 7,2 pada Skala Richter pada 15 Oktober. Satu tim ILO juga telah dikirim ke Busuanga di Provinsi Palawan, Filipina Barat.