Sabtu 23 Nov 2013 10:27 WIB

Afghanistan Tolak Permintaan AS

Presiden Afghanistan, Hamid Karzai (kanan) dan Menlu AS, John Kerry.
Foto: AP/Musadeq Sadeq
Presiden Afghanistan, Hamid Karzai (kanan) dan Menlu AS, John Kerry.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Nasib tentara Amerika Serikat (AS) di Afghanistan ada dalam keraguan, Jumat (22/11), setelah juru bicara Presiden Hamid Karzai menolak permintaan Washington untuk menandatangani pakta keamanan di akhir tahun ini, bukan di saat pemilihan presiden tahun depan.

AS berulang kali mengatakan untuk tidak menunggi setelah April 2014 untuk menyegel kesepakatan keamanan bilateral (BSA) dan menolak saran Karzai untuk menandatanganinya di tahun depan dengan cara yang layak dan penuh hormat.

Tanpa persetujuan, AS bisa menarik sebagian besar tentaranya di akhir 2014, seperti yang dilakukan dua tahun yang lalu, saat AS gagal berunding dengan Irak.

"Kami tak mengakui batas waktu mana pun dari pihak AS," kata Aimal Faizi, jubir Karzai. "Mereka telah mengatur batas waktu juga, jadi ini bukan hal baru buat kita."

Karzai telah mengusulkan sehari sebelumnya, di saat para pemimpin Afghan bertemu dalam ajang Loya Jirga. Usul itu adalah penandatanganannya seharusnya meninggu setelah pemungutan suara. Dia telah menjabat selama dua periode dan tidak berhak untuk mencalonkan diri lagi.

Di Washington, Gedung Putih tetap menekan Karzai. Gedung Putih menegaskan, Presiden Barack Obama ingin BSA ditandatangani akhir tahun ini. Obama akan memutuskan lebih lanjut atas keberadaan AS, setelah pemerintah Afghan sepakat dengan perjanjian itu.

"Ini tawaran akhir kami," kata jubir Gedung Putih, Jay Carney. "Kami tidak dapat mendesaknya ke tahun depan dan diharapkan untuk merancang penempatan militer setelah 2014."

Dalam percakapan telepon awal Jumat ini, Menlu AS, John Kerry, menyampaikan kepada Karzai bahwa penundaan apa pun tidak dapat diterima dan penandatanganan perjanjian itu diharapkan segera mungkin dilakukan. Penandatanganan itu merupakan sesuatu yang tak terbantahkan, kata Jen Psaki. "Menlu menyampaikannya ke Presiden Karzai pagi ini dalam percakapan telepon."

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement