Sabtu 23 Nov 2013 21:00 WIB

Wartawan ASEAN Prihatin Kesiapan AEC

Governors and mayors of ASEAN capitals gather in Jakarta on September 17-19. They commit to support ASEAN Communities 2015.
Foto: www.asean.org
Governors and mayors of ASEAN capitals gather in Jakarta on September 17-19. They commit to support ASEAN Communities 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemberlakuan Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) sudah semakin dekat namun media di kawasan Asia Tenggara belum maksimal membantu masyarakat supaya siap memasuki era baru itu, kata Sekretaris Tetap Konfederasi Wartawan ASEAN Akhmad Kusaeni.

"Hanya sedikit wartawan ASEAN yang gusar dan bertanya tentang bagaimana kita bisa sampai ke sana," katanya di depan peserta dan undangan Sidang Umum ke-17 Konfederasi Wartawan ASEAN (CAJ) di Manila, Jumat malam.

Kepedulian kalangan media massa di 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang minim terhadap upaya mempersiapkan masyarakatnya memasuki era Komunitas Ekonomi ASEAN pada 2015 itu pun telah dikritik banyak pihak, katanya.

Kritik tersebut sepatutnya ditanggapi serius oleh para jurnalis di Asia Tenggara, termasuk oleh mereka yang berhimpun dalam CAJ, kata Kusaeni yang juga Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara ini.

"Kita tidak perlu menanggapi kritik-kritik itu dengan kemarahan, melainkan dengan merevitalisasi visi dan misi CAJ untuk membantu masyarakat ASEAN menggapai kemakmuran, keadilan sosial dan perdamaian," katanya.

Sementara itu, delegasi Indonesia, Filipina, Malaysia, Vietnam dan Thailand yang mengikuti pertemuan di Manila ini sepakat memilih Benny Antiporda sebagai presiden CAJ periode 2013-2015.

Ketua umum Persatuan Wartawan Filipina (NPCP) itu menggantikan Chin Sung Chew dari Serikat Nasional Wartawan Malaysia (NUJM).

Sidang Umum ke-17 CAJ yang berlangsung pada Kamis dan Jumat di markas NPCP itu juga menghasilkan Deklarasi Manila yang mendukung Indonesia mendirikan pusat pendidikan dan pelatihan jurnalistik ASEAN di Palembang dan pembuatan laman resmi CAJ pada 2014.

Dalam deklarasi yang ditandatangani 12 peserta sidang yang terdiri atas pengurus CAJ, Sekretariat Tetap, dan federasi wartawan dari Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam itu, disepakati pula amandemen terhadap beberapa ayat dalam Statuta CAJ.

Ketua Delegasi PWI Saiful Hadi mengatakan dukungan seluruh peserta Sidang Umum CAJ pada dua rencana Indonesia pada rapat yang berlangsung Kamis malam itu memberi peluang bagi penguatan peran CAJ di masa mendatang.

Usul pendirian Pusat Diklat bagi para wartawan dari 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan pembuatan laman resmi CAJ itu merupakan agenda pengurus PWI Pusat yang harus diperjuangkan, katanya.

Deklarasi Manila itu juga memuat dukungan CAJ pada penghormatan terhadap kebebasan pers dan pengakuan pada pentingnya peran Pemerintah Filipina dalam menegakkan keadilan bagi para keluarga korban pembantaian di Maguindanao.

Dalam peristiwa yang terjadi di Maguindanao, Filipina, pada 23 November 2009 itu, sebanyak 32 orang wartawan dari berbagai media negara itu tewas.

Di sela kegiatan Sidang Umum CAJ itu, pengurus NPCP Jumat pagi menggelar acara doa bagi para korban peristiwa Maguindanao yang berlangsung di halaman kantor NPCP.

Delegasi PWI dalam pertemuan di Manila ini terdiri atas Saiful Hadi, Akhmad Kusaeni, Bob Iskandar, Rahmad Nasution, dan Solon Sihombing.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement