REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pemerintah Myanmar terus meneliti tahanan politik yang masih tersisa di balik jeruji besi dan 200 lebih tahanan tersebut diperkirakan akan dibebaskan pada akhir tahun ini, kata media pemerintah, Ahad (24/11).
Komite untuk Penelitian Sisa Tahanan Politik pemerintah mengungkapkan langkah yang direncanakan di Pusat Perdamaian di Yangon Myanmar.
Myanmar terakhir membebaskan 69 tahanan politik yang tersisa pada 15 November dari penjara di seluruh negeri di bawah perintah amnesti Presiden U Thein Sein sebagai bagian dari langkah-langkah dalam mewujudkan janji pemerintah membebaskan semua tahanan politik pada akhir tahun.
Jumlah tahanan yang dibebaskan telah ditambah hingga menjadi 29.820 orang sejak pemerintah sipil yang baru mulai menjabat pada 30 Maret 2011.
Sejalan dengan proses reformasi, pemerintah pada Mei tahun ini juga mereformasi Komite untuk Penelitian Sisa Tahanan Hati Nurani dengan 19 anggota dan U Soe Thane, menteri di Kantor Presiden, sebagai ketuanya.