REPUBLIKA.CO.ID, Perwakilan Skotlandia mengumumkan rakyat mereka bisa memilih untuk meninggalkan Inggris. Jika rakyat setuju maka Skotlandia bisa merdeka pada 24 Maret 2016.
Tanggal tersebut termasuk dalam cetak biru kemerdekaan Pemerintah Skotlandia. Pemilihan tanggal tersebut, dikutip dari The Guardian bukan tanpa makna. Pada hari yang sama tahun 1603 penyatuan kerajaan terjadi.
Ketika itu James VI dari Skotlandia, menjadi James I dari Inggris dan Irlandia setelah kematian sepupunya Elizabeth I. Sedangkan 24 Maret 1707, parlemen Skotlandia dan Inggris menandatangani penyatuan sebagai negara tunggal, yaitu Inggris Raya.
Partai Nasional Skotlandia mengklaim bahwa catatan putih, sebanyak 670 halaman itu, adalah cetak biru paling rinci dan komprehensif untuk sebuah negara merdeka. Menteri pertama Skotlandia, Alex Salmond mengatakan tidak ada bangsa yang pernah lebih siap khususnya dengan penelitian, seperti Skotlandia untuk merdeka.
Catatan putih siap dibagikan melalui e-book dan akan dipublikasikan hari Selasa (26/11) depan. Dokumen tersebut menurut, Wakil Menteri Pertama, Nicola Sturgeon akan mendorong debat khusus bagi kemerdekaan. Khususnya bagi mereka yang mendukung kemerdekaan Skotlandia.
Dalam dokumen itu juga disebutkan berbagai macam kelebihan Skotlandia, seperti kemampuan ekonomi, sosial dan demokrasi. Artinya, menurut Nicola catatan putih itu menunjukkan kekuatan keuangan Skotlandia dan bagaimana agar negara itu menjadi mandiri.
Nicola juga menambahkan untuk menuju kesuksesan, Skotlandia butuh ekonomi yang lebih kuat dan besar. Serta partisipasi yang lebih baik bagi perempuan di tempat kerja dan ekonomi.
Selain itu, kebijakan terbuka bagi imigran luar. Saat ini mereka akan mencetak 20 ribu eksemplar catatan putih untuk dibagikan ke semua orang. Namun, Juru Bicara pemerintah wilayah Skotlandia mengatakan menetapkan tanggal kelahiran untuk merdeka sama saja melemahkan hasil referendum nantinya.
Khususnya upaya negosiasi pemerintah Skotlandia ketika memutuskan untuk merdeka. Rakyat Skotlandia mungkin tak tahu apa yang akan dinegosiasikan, namun 28 negara Uni Eropa, NATO dan sisa wilayah lain di Inggris Raya mengetahui tanggal lebih penting dari hasil negosiasi.