REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Dunia Arab pernah mengalami booming pertanian, baik dalam produksi maupun perdagangan, dalam beberapa periode di masa lalu.
Beberapa inovasi literatur Fikihpun bermunculan untuk mengatur tata kelola pertanian dan peternakan yang pro keadilan, saling menguntungkan, dan mendorong pertumbuhan.
Mereka yang pernah membaca Kitab al-Umm, Kitab al-Buyu' dan beberapa literatur lainnya akan memahami gambaran kompleksitas dunia pertanian saat itu.
Namun, belakangan pertanian di dunia Arab kehilangan gaungnya. Inovasi pertanian di belahan dunia lain membuat potensi wilayah ini tergerus oleh kejayaan sumber daya minyaknya.
Untuk menumbuhkan kembali pertaniannya, khususnya di bidang komoditas kopi, Pemerintah Daerah Daer Bani Malik di Arab Saudi akan menggelar pesta rakyat biji kopi pertama di Jazan pada Jumat mendatang.
Tanah yang subur dan cuaca yang sejuk di wilayah ini menyediakan iklim yang kondusif untuk membudidayakan tanaman kopi.
Di Daer Bani Malik terdapat 54.000 perkebunan dan 439 peternakan.
Sementara di sekitar pegunungan sebelah timur dari Jazan terdapat 70.000 tanaman kopi di total luas 592 ribu Ha.
Wilayah ini merupakan salah satu yang tertua penghasil kopi di dunia, termasuk kopi Arabika.
Selain menarik wisatawan ke wilayah tersebut, festival kopi ini juga bertujuan untuk menjelaskan potensi investasi daerah dalam pembuatan kopi dan industri turunannya.
Festival, yang diselenggarakan dengan dukungan Gubernur Jazan Pangeran Muhammad bin Nasser, diharapkan dapat menarik sejumlah besar wisatawan, pencinta lingkungan dan pengusaha lokal serta luar negeri.