Selasa 26 Nov 2013 10:19 WIB

India Dukung Kesepakatan Iran-P5+1, Tapi..

Suasana perundingan Iran-P5+1 (ilustr
Foto: Daily Mail
Suasana perundingan Iran-P5+1 (ilustr

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kesepakatan nuklir Iran dan negara-negara kekuatan dunia P5+1 di Jenewa baru-baru ini mendapat tanggapan bercampur dari media India.

Di satu sisi, India dipandang sebagai motor penggerak stabilitas keamanan di kawasan dengan mendorong Iran berunding dengan Barat, namun di sini lain, India dinilai merugi dengan kesepakatan tersebut.

The Times of India (TOI) dalam artikel 'India always pushed Iran to talk directly to the US' menyoroti peran India dalam mendorong perdamaian dan solusi damai dalam krisis nuklir Iran.

Di lain pihak, media ini juga menurunkan berita 'Iran nuclear deal may end cheap oil supply for India' yang menunjukkan bahwa kesepakatan tersebut akan membuat pembelian minyak murah dari Iran akan rentan dibatalkan.

"Harapan India untuk mendapatkan minyak murah berkat sanksi minyak yang dimotori Amerika Serikat, diperkirakan hanya akan berlangsung temporer saat negara Teluk Persia itu mulai keluar dari isolasi dan akan meminta bayaran dengan harga normal," tulis TOI.

Kementerian Perminyakan India memperkirakan, negara ini diuntungkan dengan 'subsidi' harga minyak yang murah meriah dari Iran sebesar 8,5 miliar USD dan tambahan 11 juta ton minyak mentah dalam transaksi terakhir.

Bulan madu India, diperkirakan akan berakhir seiring dicapainya kesepakatan di Jenewa dan pengurangan sanksi.

Selain itu, pengurangan sanksi kepada Iran akan berakibat pada ekspansi besar-besaran bisnis Iran di berbagai negara.

Iran selama ini sudah menandatangani kontrak pembangunan kilang minyak dan pendirian pabrik otomotif di berbagai negara Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Produk-produk Iran, seperti otomotif, petrokimia, tekstil dan pertanian akan bersaing di pasar Internasional.

Iran mempunyai pelabuhan bebas pajak seperti Kish, Chabahar dan lain sebagainya yang dapat menjadi pintu masuk ke pasar di Asia Tengah bagi produsen Jepang, Taiwan, Korea, ASEAN, Afrika yang tidak mempunyai perbatasan dengannya dan akan mengguncang dominasi perdagangan Cina di daerah itu. India mempunyai akses besar di pelabuhan Chabahar Iran.

Namun Cina masih mempunyai keuntungan dengan penguasaan pelabuhan lainnya, Chabahar di Baluchistan, Pakistan, setelah sebelumnya membeli sebagian saham dari perusahaan Singapura.

Iran juga mulai membuka peluang investasi bagi yang berminat di dalam negeri, di antaranya dengan mengundang para investor India, Cina, Italia, Rusia dan lain-lain.

Di luar isu perdagangan, produk pariwisata, antariksa dan pertahanan Iran juga cukup menjanjikan. Negara yang mempunyai salah satu peradaban tertua itu, mempunyai situs-situs bersejarah penting yang belum terbuka luas. Efek domino kesepakatan Jenewa masih misterius dengan peluang yang belum tergali.

sumber : The Times of India
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement