REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sebanyak lebih dari 12.000 mobil hasil curian di Malaysia selama 10 bulan pertama 2013 diduga diekspor ke Asia Barat, Afrika, Thailand, dan Vietnam.
Mobil-mobil yang kebanyakan jenis mobil pacu 4x4 dan mobil multifungsi (MPV) itu rata-rata baru digunakan tidak lebih dari enam bulan. ''Mobil tersebut diduga disembunyikan di gudang setelah dilarikan sindikat pencurian mobil,'' demikian dilaporkan media lokal di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa.
Pejabat intelijen dan operasi unit kejahatan Bukit Aman, Senior Asisten Komisioner Abd Manaf Abd Razak, mengatakan bahwa mobil yang sering menjadi pilihan pembeli asing adalah Toyota Vellfire dan Alphard yang dijual dengan harga antara 60 ribu hingga 70 ribu ringgit (Rp 210 juta Rp 245 juta) selain mobil Hilux 4x4 yang dijual 30 ribu ringgit (Rp 105 juta) per unit.
"Kendaraan yang dilarikan dari tempat terbuka, rumah, atau pertokoan itu akan disembunyikan dalam gudang," katanya.
Sindikat pencurian mobil itu mempunyai anggota yang ahli teknologi canggih serta mampu menembus sistem keselamatan terkini. Untuk mobil impor, mereka mempunyai jaringan di luar negeri untuk memasarkan mobil-mobil curian tersebut.
Polisi masih mengejar seorang tersangka Nyo Ah Hai Robin Hai (49) yang beralamat di Nibong Tebal, Pulau Pinang. Dia diduga merupakan orang penting dalam sindikat perampokan dan pencurian mobil mewah untuk pasaran luar negeri.
"Perintah penangkapan untuk lelaki tersebut dikeluarkan sejak 2007 dan dia dikenal pasti sebagai dalang utama aksi perampokan dan pencurian mobil mewah serta bertanggung jawab atas 80 persen kasus kehilangan yang dilaporkan di Malaysia," katanya.
"Kami menduga, tersangka berhasil meraup keuntungan puluhan juta ringgit dan mempunyai jaringan luas di dalam dan luar negeri," imbuh dia.