REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Serangkaian serangan di seluruh Irak, Rabu (27/11), menewaskan 46 orang dan melukai 71 orang lagi, sehingga meningkatkan kekhawatiran anggota milisi dan kelompok fanatik dapat menjerumuskan negeri itu ke kerusuhan sektarian yang tak terkendali.
''Sedikitnya 10 orang tewas dan 30 orang lagi cedera dalam satu serangan bom bunuh diri dalam satu acara pemakaman di sebelah barat Ibu Kota Irak, Baghdad, Rabu,'' kata satu sumber polisi lokal kepada Xinhua.
Serangan tersebut terjadi saat matahari terbenam ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di satu tenda pemakaman di Daerah Abu Ghraib sekitar 25 kilometer sebelah barat Baghdad,'' kata sumber itu yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
Jumlah korban jiwa dapat bertambah. Sementara ambulans, kendaraan polisi dan sipil mengungsikan korban cedera ke beberapa pusat medis rumah sakit yang berdekatan.
''Di Irak Barat, kerusuhan meletus pada pagi hari ketika satu bom mobil meledak di luar kantor polisi Jowaiba di Daerah Habaniyah di sebelah timur Ramadi,'' kata sumber itu kepada Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Kamis.
Tak lama setelah ledakan tersebut, dua pembom bunuh diri, yang berusaha memasuki kantor polisi, meledakkan rompi bom mereka di pintu masuk. Serangan menewaskan empat polisi dan melukai 12 orang lagi.
Sementara itu, seorang lagi pembom bunuh diri meledakkan dirinya di gerbang kantor polisi lain di Ramadi Barat-laut. Pada saat yang sama, beberapa pria tak dikenal yang bersenjata melancarkan serangan dengan menggunakan senjata ringan dan mortir terhadap kantor polisi tersebut.
''Serangan menewaskan tiga polisi dan melukai delapan orang lagi,'' tambah sumber itu.
Di Kota Qaim di perbatasan Irak-Suriah, satu bom pinggir jalan meledakkan kendaraan patroli militer sehingga melukai dua prajurit.