Kamis 28 Nov 2013 23:51 WIB

PBB Bagikan Bahan Bakar ke Jalur Gaza

Anak-anak Palestina mengantre mengisi air di Jalur Gaza.
Foto: EPA/Mohammed Saber
Anak-anak Palestina mengantre mengisi air di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Kamis mulai membagikan bahan bakar di Gaza agar prasarana penting tetap berjalan saat kekhawatiran akan bencana kesehatan tumbuh akibat tumpukan sampah dan limbah, kata pejabat.

"Bahan bakar datang mulai hari ini melalui Kerem Shalom (perlintasan barang dengan Israel), yang dibeli UNRWA dan dibagikan oleh PBB," kata koordinator khusus Timur Tengah badan dunia itu, Robert Serry, pada jumpa pers di Gaza utara.

"Itu tidak menyelesaikan bencana bahan bakar di Gaza, tapi kami harap menjadi jaring pengaman hingga dua hingga tiga bulan untuk prasaran utama di sini," tambahnya.

Pengumuman Serry itu keluar saat wilayah Palestina keloaan Hamas itu menderita bencana bahan bakar paling parah dalam sejarah, dengan pemadaman listrik sehari-hari hingga 16 jam.

Rumah sakit, sarana air bersih dan kesehatan, tempat usaha dan rumah pribadi terpukul bencana itu. Serry menyatakan telah melihat luapan di pembuangan limbah di kota Gaza pada pekan lalu sebagai akibat dari kekurangan bahan bakar.

"Berkat sumbangan Turki, saya dapat memberitahu Anda bahwa tempat itu mendapatkan bahan bakar, yang dibutuhkan untuk terus bekerja," katanya.

Sejak Minggu, Jalur Gaza mengandalkan gerobak keledai untuk membersihkan jalan akibat kekurangan bensin untuk truk sampah.

Pejabat memperingatkan peningkatan gunungan sampah mengancam kesehatan bagi daerah kantong berpenduduk 1,7 juta jiwa itu.

Pada 1 November, badan daya Hamas mengumumkan bahwa satu-satunya pembangkit listrik Gaza, yang memasok 30 persen dari kebutuhan listriknya, berhenti bekerja akibat tidak cukup bahan bakar.

Hamas menyatakan pemadaman listrik itu akibat Mesir menghancurkan terowongan lintas batas, yang digunakan untuk membawa diesel, dan menuduh pemerintah Palestina dukungan Barat menaikan harga bahan bakar.

Sejak awal 2011, terowongan penyelundupan itu menjadi jalur utama pasokan bahan bakar ke wilayah tersebut.

Pasokan itu hampir sepenuhnya kering pada musim panas ini setelah tentara Mesir mulai menghancurkan terowongan tersebut dengan sungguh-sungguh sesudah penggulingannya Presiden Mohamed Moursi pada Juli, yang dengan cepat merusak hubungan Hamas dengan Kairo.

Kekurangan bahan bakar memperparah keadaan kemanusiaan di Gaza, yang ketat dikucilkan Israel sejak 2006 sesudah pejuang menculik seorang tentara Israel.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement