REPUBLIKA.CO.ID, Kematian misterius beberapa ilmuwan nuklir India baru-baru ini mengingatkan kembali kejadian yang sama yang pernah menimpa ilmuwan nuklir Irak dan Iran sebelumnya.
Walaupun Irak terbukti tidak pernah mempunyai bom atom ataupun bom nuklir, namun negara ini mempunyai ilmuwan yang mempunyai keahlian di bidang nuklir.
Kisah tragis harus dihadapi para ilmuwan itu yang kebanyakan dosen di beberapa universitas ternama saat invasi Amerika Serikat di Irak dimulai tahun 2003.
Menurut Fars News Agency 2011, usai menguasai Irak, Pentagon Amerika Serikat saat itu menurunkan tim rahasia Mossad untuk membantai 550 ilmuwan dan akademisi Irak sejak tahun 2003 sampai 2008, saat pemerintahan sipil Irak sudah berkuasa kembali.
"Mossad bekerja sama dengan Pasukan AS di Irak berhasil membunuh 350 ilmuwan nuklir Irak dan 200 profesor dari tahun 2003 sampai 2008," tulis lembaga International Reality mengutip sebuah laporan keamanan Kementerian Pertahanan yang akan diserahkan kepada Presiden George W. Bush saat itu.
"Pasukan komando Israel sudah beroperasi di Irak sejak okupasi Irak. Mereka memfokuskan diri untuk membunuh ilmuwan dan intelektual Irak," tambah laporan itu.
Mail Online, 2011, melaporkan, bahwa kemampuan Israel untuk membunuh satu persatu ilmuwan Irak dan negara-negara pesaingnya yang lain sudah terbukti sejak berhasil membunuh Yahya El Mashad, ilmuwan Irak di Paris tahun 1980. Setelah itu satu per satu akademisi Irak tewas misterius.