CANBERRA -- Pemerintah Australia menolak penjualan perusahaan penyimpanan dan penanganan gandum Australia, GrainCorp, ke pengusaha agribisnis Amerika, Archer Daniels Midland (ADM).
Menteri Keuangan Australia, Joe Hockey, mengatakan pihaknya mempertimbangkan kepentingan nasional dalam pengambilan keputusan terkait tawaran 3,4 miliar dollar (Rp 3,6 triliun) dari ADM.
"Menurut saya, ini bukan waktu tepat untuk akuisisi 100 persen badan usaha Australia yang penting ini," jelas Hockey.
"Pertimbangan yang lebih penting adalah bahwa proposal ini memancing kekhawatiran besar dari pemegang kepentingan dan masyarakat luas. Maka saya memutuskan bahwa bila dilanjutkan, ini dapat merusak dukungan publik terhadap rezim investasi asing dan investasi asing secara umum. Ini tidaklah termasuk kepentingan nasional kami," katanya.
Tawaran ADM ditentang keras oleh kelompok-kelompok petani, Partai Nasional, dan beberapa anggota parlemen dari Partai Liberal di daerah-daerah yang terletak di kawasan timur Australia.
Keputusan terkait GrainCorp dilihat sebagai ujian bagi keutuhan pemerintah Koalisi yang baru terpilih bulan September lalu.
Menurut Hockey, tawaran penjualan GrainCorp ke ADM adalah "Salah satu kasus paling rumit yang dihadapi Dewan Peninjau Investasi Asing (FIRB), dan salah satu tawaran akuisisi paling signifikan dalam sejarah Australia."
ADM telah merilis pernyataan yang berisi kekecewaan terhadap keputusan tersebut.
"Kami percaya bahwa akuisisi GrainCorp oleh kami sebenarnya dapat menguntungkan pemegang saham ADM dan GrainCorp, dan juga petani dan ekonomi Australia," ucap ketua dan Direktur Eksekutif ADM, Patricia Woertz.
Jumat (29/11), Hockey mengatakan akan membolehkan ADM menaikkan jumlah sahamnya di GrainCorp menjadi 24,9 persen. "Sebagai pemegang 19,85 persen dari GrainCorp, kami akan bekerja dengan mereka untuk memaksimalkan pengembalian modal investasi kami dan mengutungkan kedua perusahaan," jelasnya.
Jurubicara Oposisi bidang Keuangan Penny Wong mengatakan keputusan penolakan tersebut adalah kemenangan bagi Menteri Pertanian Barnaby Joyce, yang bersama politisi partai Nasional, Warren Truss telah menekan pemerintah Australia agar memveto pengambil alihan GrainCorp.
Joyce mengatakan senang dengan keputusan tersebut. "Sebagai menteri, saya ingin memastikan bahwa kita punya pemain besar dari Australia, bergantung pada pasar domestik, hingga akan tanggap pada pemerintah," katanya.
Ia menambahkan, "Ini tentang mengembalikan pada pentani. ADM bisa saja menguras margin yang tak masuk akal. Ini baik bagi prospek Australia untuk menjadi kekuatan di bidang makanan di masa depan."
Brett Hosking dari federasi Petani Victoria mengatakan keputusan Hockey tepat, meskipun penolakan tersebut berakibat petani Australia tidak akan mendapat perbaikan infrastruktur senilai 200 juta dollar yang ditawarkan ADM. "Risiko yang ada di dalam tawaran ini terlalu besar dibanding apa yang ditawarkan," komentar Hosking.
Salah satu organisasi pertanian terbesar di Amerika Serikat, National Farmers Union, telah memperingatkan bahwa pemusatan kekuatan yang terlalu besar dalam industri pertanian tidaklah baik bagi petani Australia.
Organisasi ini mengaku telah melihat dampak negatif pengambil alihan industri oleh pihak asing di negara mereka sendiri.
"Tiap kali sekelompok perusahaan...menyudutkan pasar dan menginfiltrasi sebesar 40 hingga 60 persen, ahli-ahli ekonomi akan berkata bahwa anda telah kalah," jelas Chandler Goule dari National Farmers Union kepada ABC.
Menurut Hockey, ia telah membuat beberapa keputusan tentang tawaran investasi asing, dan sejauh ini baru menolak tawaran ADM yang ia tolak.