Sabtu 30 Nov 2013 19:23 WIB

Kanada Biarkan AS Mata-matai Pertemuan G20

Red:
Pertemuan G20 di Toronto Kanada
Pertemuan G20 di Toronto Kanada

OTTAWA -- Lembaga Penyiaran Publik Kanada, CBC, mengungkapkan Kanada membiarkan badan intelijen Amerika Serikat, NSA, melakukan aktivitas mata-mata atas pertemuan G20 di Toronto tahun 2010, serta pertemuan G8 yang dilakukan beberapa hari sebelum pertemuan G20 tersebut.

Dokumen intelijen yang disiarkan CBC ini didasarkan atas bocoran yang didapat dari Edward Snowden, yang pernah bekerja bagi NSA, dan kini berada dalam pelarian di Rusia.

Laporan itu menunjukkan detail aksi mata-mata NSA selama enam hari yang dijalankan dari kantor Kedutaan Besar AS di Ottawa, Kanada. Menurut bocoran intelijen tersebut, aksi mata-mata ini dimaksudkan untuk "mendukung tujuan kebijakan Amerika" dan dilakukan saat Presiden Obama dan 25 pemimpin pemerintahan dunia lainnya bertemu di Kanada, Juni 2010. Menurut catatan ABC, Presiden Indonesia, SBY, turut menghadiri pertemuan tersebut sebagai bagian dari G20.

Pertemuan G20 di Toronto fokus pada upaya pemulihan ekonomi global dan mencegah terulangnya krisis keuangan. Salah satu usulan di forum itu adalah adanya pajak global bagi industri perbankan, suatu usulan itu ditentang oleh Amerika dan Kanada, dan akhirnya tidak berhasil digolkan.

CBC melaporkan, operasi mata-mata itu "dikoordinasikan secara ketat dengan mitra Kanada, CSEC (Communications Security Establishment Canada)". Menurut hukum setempat, CSEC tidak bisa memata-matai warga Kanada tanpa adanya surat perintah, dan dilarang oleh perjanjian internasional untuk membiarkan NSA melakukan mata-mata atas nama Kanada.

Jurubicara CSEC menyatakan, pihaknya "tidak menarget orang Kanada dimanapun atau siapapun yang berada di Kanada". CSEC juga "tidak meminta mitra internasionalnya untuk berbuat sesuatu yang melanggar hukum Kanada".

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement