REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Para pekerja bantuan di Afghanistan semakin di bawah ancaman. Demikian kata Perserikatan Bangsa Bangsa pada Sabtu.
PBB menyebutnya ini sebagai tren mengkhawatirkan karena kebanyakan pasukan pimpinan Amerika Serikat mempersiapkan diri untuk meninggalkan negara itu akhir tahun depan.
"Saya sangat peduli dengan tren ini karena negara di tengah-tengah masa transisi yang sulit yang dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan kemanusiaan," kata koordinator Kemanusiaan PBB di Afghanistan, Mark Bowden, dalam sebuah pernyataan.
Keberangkatan pasukan Barat akan meninggalkan pasukan Afghanistan untuk memerangi pemberontakan yang dipimpin Taliban sendiri. Hal tersebut menjadi masalah keamanan bagi para pekerja asing dan rekan Afghanistan mereka yang bekerja pada proyek pembangunan dan rekonstruksi di seluruh negeri.
Komentar Bowden menyusul eksekusi sembilan pekerja bantuan dalam dua insiden terpisah di Afghanistan bulan ini. Menurut database Keamanan Pekerja Bantuan, 73 pekerja kemanusiaan tewas, diculik atau terluka di Afghanistan sejak awal tahun ini.
Jumlah tersebut lebih dari yang tercatat secara keseluruhan pada 2012. Angka ini juga tertinggi sejak organisasi itu mulai mengumpulkan data pada tahun 1997.