REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Puluhan tokoh masyarakat di Inggris, termasuk artis terkenal, musisi dan penulis, mengecam rencana Israel yang ingin secara paksa menghapus 70.000 warga Badui dari tanah gurun mereka yang bersejarah.
Aktor David Calder mengatakan aksi Israel tersebut sebagai bentuk praktek apartheid. ''Ketika negara-negara mendapati tindakan (apartheid) ini, apakah ini bisa ditolerir?'' kata Calder.
"Negara Israel tidak hanya mempraktekkan apartheid terhadap warga Palestina di wilayah Palestina yang mereka duduki, tetapi tampaknya mereka tidak ragu-ragu berlatih apartheid pada warga negara mereka sendiri yang dalam hal ini, suku Badui,'' kata Calder.
Puluhan tokoh ternama Inggris telah membubuhkan nama mereka pada surat menentang rencana Israel menghapus 70.000 warga Badui Arab dari tanah gurun mereka yang bersejarah.
Para peserta termasuk seniman Antony Gormley, aktor Julie Christie, sutradara film Mike Leigh dan musisi Brian Eno. Mereka menuntut agar pemerintah Inggris membawa Israel ke perhitungan catatan hak asasi manusia dan kewajiban mereka di bawah hukum internasional.
Warga badui tinggal di Desa-desa "tidak dikenal" di Negev. Mereka, yang populasinya berkisar beberapa ratus hingga 2.000 orang, selama ini kekurangan layanan dasar seperti air, listrik, telepon, jalan darat, sekolah dan klinik kesehatan.
Beberapa terdiri dari beberapa gubuk-gubuk dan kandang hewan yang terbuat dari seng, yang lain termasuk rumah-rumah beton.
Masyarakat Badui terdiri sekitar 30 persen dari penduduk Negev, tetapi desa mereka mengambil hanya 2,5 persen dari tanah tersebut.
Sebelum negara Israel dibentuk pada tahun 1948, mereka berkeliaran secara luas di seluruh padang pasir. Namun sekarang, dua-pertiga dari wilayah tersebut telah ditunjuk sebagai tempat pelatihan militer dan latihan menembak tentara negara Yahudi.