REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tidak ada solusi yang diusulkan pada pembicaraan damai Suriah bulan depan akan dilaksanakan tanpa persetujuan Presiden Bashar al-Assad, kata wakil menteri luar negeri dalam sambutannya yang dipublikasikan Minggu.
"Delegasi (pemerintah) Suriah di Jenewa akan bekerja di bawah arahan Bashar, dan setiap solusi yang diusulkan tidak akan berdampak kecuali Bashar menyetujui mereka," kata Faisal Muqdad dalam sambutannya kepada media Suriah.
Dia mengecam seruan Barat yang meminta Bashar al-Assad untuk mundur, dan mengatakan presiden "mewakili kedaulatan dan kesatuan Suriah".
Inisiatif perdamaian Amerika Serikat dan Rusia yang dijuluki perundingan Geneva 2, yang seharusnya menghadirkan perwakilan pemerintah dan oposisi ke meja perundingan dalam upaya untuk mengakhiri perang berdarah yang telah berlangsung selama 32 bulan itu, sedang direncanakan dilaksanakan pada 22 Januari.
Pihak oposisi telah setuju untuk menghadiri pembicaraan dengan syarat bahwa mereka mengarah pada fase transisi yang mengecualikan Bashar al-Assad dan rezimnya .
Namun para pejabat pemerintah dan pendukung mereka di Iran dan Rusia bersikeras tidak boleh ada prasyarat untuk terlaksananya perundingan itu, dan Bashar al- Assad juga mengatakan ia akan bersedia untuk kembali mencalonkan diri dalam pemilihan umum di tahun 2014 .
Pembicaraan yang diusulkan itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional atas pengambilalihan kekuasaan kelompok Islam di Suriah.
Menurut wakil Menteri Luar Negeri itu, "dalam pertemuan tertutup mereka, para pemimpin Barat mengatakan tidak ada rencana penggantian Bashar".
Dia juga mengatakan bahwa pada Geneva 2, "kami akan berkumpul satu meja dan kami akan membahas, tanpa campur tangan asing ... dan akan ada pemerintahan yang diperluas."
Faisal Muqdad menegaskan "keberatan pemerintahnya tentang partisipasi (di Jenewa 2 ) dari perwakilan kelompok-kelompok teroris bersenjata," istilah pemerintah untuk kelompok oposisi.Dia juga mengatakan pendukung oposisi, Turki "telah mulai mengubah kebijakannya" pada Suriah .
Turki yang dulu merupakan sekutu Bashar, telah menjadi suara utama yang menyerukan perubahan rezim Damaskus setelah penindakan aksi protes damai yang kemudian berubah menjadi pemberontakan berdarah itu.
Baru-baru ini, kemunculan aksi jihad di Suriah telah membuat Turki lebih berhati-hati terkait konflik yang berkobar melintasi perbatasan selatannya.
Muqdad mengkritik 'kebijakan bodoh Turki yang telah dikompromikan orang-orang Turki ... dengan menarik Alqaidah' ke wilayahnya.Menurut Ankara, 500 rakyat Turki telah bergabung barisan jihad di Suriah.
Pekan lalu, delegasi Turki yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu mengunjungi pendukung utama Bashar di kawasan itu, Iran. Para kepala diplomatik Turki dan Iran mengatakan mereka akan mendesak gencatan senjata menjelang pelaksanaan perundingan Geneva 2 .