REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Iran dan Rusia sedang membahas rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) baru di Bushehr, dengan konstruksi akan dimulai tahun depan, kata laporan media Iran, Ahad, mengutip kepala nuklir negara itu.
Ali Akbar Salehi mengatakan kepada penyiar radio negara IRIB bahwa Iran sedang berunding dengan Rusia mengenai kesepakatan untuk menghasilkan 4.000 megawatt listrik, dan Moskow telah "menyatakan kesiapannya untuk membangun fasilitas itu."
"Dengan kemajuan yang dicapai dalam pembicaraan Jenewa, tahun depan kita akan melihat dimulainya pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr lainnya," kata Salehi dikutip AFP.
Laporan itu muncul sepekan setelah Iran dan apa yang disebut Kelompok Enam (AS, Inggris, Prancis, Rusia, China dan Jerman) meraih kesepakatan menit terakhir, yang tampaknya menyelesaikan sengketa selama sedasawarsa atas masalah itu.
Teheran setuju untuk membekukan penelitian nuklirnya sementara dengan imbalan untuk mencabut beberapa sanksi internasional yang melumpuhkan.
Namun para pihak masih harus bekerja untuk menghasilkan kesepakatan permanen yang akan meringankan kekhawatiran Barat tentang program nuklir damai Iran untuk penelitian militer.