REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Washington dilaporkan telah menahan pasokan bahan bakar buat polisi dan tentara nasional Afghanistan sebagai reaksi atas prasyarat baru Presiden Hamid Karzai bagi penandatanganan Kesepakatan Keamanan Bilateral (BSA) dengan Washington, kata harian lokal.
"Prasyarat baru Presiden Karzai bagi penandatanganan BSA telah membuat marah Washington dan membuatnya mempertimbangkan 'pilihan nol' tentara di Afghanistan," kata Daily Wahdat di dalam tajuknya.
Surat kabar itu memperingatkan, "Dengan penarikan total pasukan AS dari Afghanistan, dukungan keuangan buat pasukan keamanan nasional Afghanistan akan dihentikan."
Daily Wahdat juga mengecam Karzai karena penundaan dalam penandatanganan BSA, dan menambahkan kestabilan, kesejahteraan dan keamanan yang layak Afghanistan terletak pada penandatanganan BSA, jika tidak semua yang telah dicapai selama satu dasawarsa belakangan akan gagal.
Harian Hasht-e-Subh melaporkan penahanan bahan bakar tersebut, yang mempengaruhi operasi rutin satuan militer telah dianggap sebagai alat untuk menekan Pemerintah Afghanistan untuk menandatangani BSA, demikian laporan Xinhua .
Berdasarkan atas laporan Washington Post, surat kabar Afghanistan itu menambahkan perlawanan Presiden Karzai membuat AS memikirkan penarikan semua pasukannya dari Afghanistan.
Harian berbahasa Inggris, Outlook, melaporkan pemimpin pembangkang Gulbuddin Hekmatyar, yang pendukungnya telah memerangi pasukan koalisi pimpinan AS di Afghanistan, memperlihatkan dukungan bagi Karzai mengenai penundaan penandatanganan BSA. "Akan baik buat anda (Karzai) untuk melakukan tindakan selama hari-hari terakhir anda memerintah guna mengganti masa lalu dan meninggalkan nama baik dalam sejarah," kata Hekmatyar.