Selasa 03 Dec 2013 00:48 WIB

'Cyber-Hindus': Matra Politik Terbaru India

Rahul Gandhi dan Narendra Modi
Foto: deccanchronicle.com
Rahul Gandhi dan Narendra Modi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India saat ini sedang diramaikan dengan pemanasan politik menjelang pemilihan umum 2014 mendatang.

Banyak yang berharap aliansi pemerintahan sekarang yang dipimpin oleh India National Congress (INC) dapat ditaklukkan oleh aliansi oposisi pimpinan Bharatiya Janata Party (BJP).

Salah satu tokoh yang bakal diusung adalah Narendra Modi vis-a-vis Rahudl Gandhi yang merupakan putra Ketua INC sekarang Sonia Gandhi.

The Times of India (TOI), Senin (2/12) melaporkan, pendukung Modi saat ini sudah merapatkan barisan dalam sebuah komando pasukan siber yang dinamakan 'Cyber-Hindus'.

"Ketika online, mereka menyebarkan pesan-pesan Modi, mengkonter kritikan koran (media) kepadanya, mempertanyakan integritas jurnalis, dan mengolok-olok keluarga Gandhi yang menguasai Partai Kongres, partai yang mendominasi politik India sejak kemerdekaan tahun 1947," tulis TOI.

Anggota pasukan siber ini berasal dari berbagai latar belakang.

"Saya percaya [Modi] telah membuktikan diri," kata sukarelawan Modi, Nitin Kasyap, seorang eksekutif keuangan  yang sengaja mengambil cuti enam bulan untuk terjun dalam 'peperangan' mengusung Modi.

Peta politik India semakin sengit seiring dengan makin meratanya cakupan media sosial di kalangan masyarakat.

Ini memberi peluang kepada anggota organisasi Hindutva Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) untuk menggalang dukungan kepada Modi yang merupakan kader RSS. BJP sendiri merupakan sayap politik RSS.

Melihat dari pengalaman kampanye Presiden Barack Obama yang sangat menggunakan teknologi informasi, serta beberapa negara lainnya yang melakukan pemilu terlebih dahulu, gerak Cyber-Hindus dibuat untuk mempengaruhi voter atau pemilih, dari pada membanjiri media sosial dengan kicauan yang tidak berguna.

Bagaimanapun ribuan kicauan di akun Twitter tidak lebih bermakna dengan satu suara pemilih yang terdaftar.

"Saya mempunyai tanggung jawab di pundak," kata Ankit Jain, marketing barang perhiasan pendukung Modi yang mempunyai 8.600 follower Twitter.

"Twitter tidak akan mengubah semuanya. [Menganjurkan] pemilih untuk mendaftar lebih penting. Setiap suara itu sangat berarti."

sumber : The Times of India
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement