REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmud Abbas menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) John Kerry memperingatkan Palestina akan mengambil tindakan terhadap Israel melalui badan dunia jika perundingan perdamaian gagal.
"Pembicaraan itu akan melalui kesulitan besar, karena hambatan oleh Israel," kata Abbas kepada wartawan Arab tamunya pada Senin (2/12) malam di kantor pusatnya di kota Ramallah, Tepi Barat.
"Jika tidak memperoleh hak melalui perundingan, kami memiliki hak untuk ke lembaga antarbangsa," katanya. "Tekad menahan diri dari tindakan di Perserikatan Bangsa-Bangsa berakhir sesudah masa sembilan bulan, yang disepakati untuk melakukan pembicaraan".
Perundingan perdamaian ditengahi AS, yang berlanjut pada akhir Juli setelah tiga tahun mandek, mengatasi kebuntuan atas perluasan permukiman warga Israel di Tepi Barat, yang diduduki, di tanah tempat bangsa Palestina inginkan untuk negara masa depan mereka.
Rakyat Palestina sepakat menghentikan tindakan terhadap Israel melalui badan dunia selama pembicaraan itu, termasuk di Perserikatan Bangsa-Bangsa, tempat mereka merebut kedudukan pengamat bukan anggota dalam pemungutan suara bersejarah di Majelis Umum pada November tahun lalu.
Kerry dijadwalkan kembali ke wilayah tersebut pada akhir pekan ini untuk pembicaraan dengan Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada kunjungan semalam kedelapan ke wilayah tersebut sejak menjabat pada Februari.
Itu akan menjadi kunjungan pertama diplomat tertinggi Amerika Serikat sejak Israel mundur dari rencana membangun sekitar 20 ribu rumah baru bagi pemukim di Tepi Barat. Tapi, pemerintah Netanyahu telah menjadwalkan ribuan rumah baru dibangun untuk pemukim sejak pembicaraan dilanjutkan pada Juli.
Pada bulan lalu, Kerry memperingatkan masalah permukiman itu dapat merusak perundingan dengan bahaya memicu pemberontakan ketiga rakyat Palestina. Regu perunding Palestina mengajukan undur diri atas masalah itu, namun Abbas belum menerimanya.