REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga minyak AS naik pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah persediaan minyak mentah AS secara mengejutkan jatuh, sekalipun kekhawatiran tentang kelebihan pasokan minyak Timur Tengah menekan patokan Eropa turun.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik 1,16 dolar AS menjadi ditutup pada 97,20 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Tetapi patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari kehilangan 74 sen menjadi berakhir di 111,88 dolar AS per barel di perdagangan London.
Kenaikan harga minyak AS terjadi setelah laporan mingguan Departemen Energi menunjukkan stok minyak mentah AS turun 5,6 juta barel menjadi 385,8 juta barel, untuk pertama kalinya dalam 11 pekan terakhir. Sebuah survei Dow Jones Newswires telah memproyeksikan tidak ada perubahan.
Laporan persediaan itu "sedikit membangunkan panggilan" bagi para pedagang pasar minyak, kata John Kilduff, mitra pendiri Again Capital.
Penarikan besar dalam stok minyak AS terjadi menyusul kenaikan 2,3 persen harga minyak AS pada Selasa (3/12) setelah diberitakan bahwa bagian dari saluran pipa Keystone akan dibuka untuk pengiriman pada Januari. Berita Keystone mengangkat harapan bahwa lebih banyak
minyak akan bergerak dari penyimpanan ke kilang-kilang di Pesisir Teluk.
Stok minyak AS naik lebih dari 10 persen dari pertengahan September sampai akhir November, sebuah tren yang pada akhirnya mendorong harga minyak di bawah 100 dolar AS per barel mulai 21 Oktober.
Penurunan harga minyak Brent pada Rabu terjadi setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) setuju, secara luas sesuai dengan yang diperkirakan, untuk mempertahankan pagu produksinya tidak berubah pada pertemuan di Wina.
OPEC memutuskan untuk mempertahankan pagu produksi 30 juta barel per hari. Pertemuan berikutnya akan bersidang di Wina pada 11 Juni 2014.
Konferensi OPEC mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi pasar minyak dunia pada 2014 adalah ketidakpastian ekonomi global, dengan kerapuhan zona euro yang tersisa menjadi perhatian.
Kartel minyak juga mencatat bahwa, meskipun permintaan minyak dunia diperkirakan akan meningkat selama 2014, ini akan lebih dari diimbangi dengan proyeksi peningkatan pasokan non-OPEC.
Namun, pedagang mengatakan janji dari Iran dan Irak dengan cepat meningkatkan produksi pada 2014 membawa kemungkinan suatu potensi kelebihan pasokan minyak mentah, terutama jika produksi minyak Libyakembali pada kekuatan penuh dan produksi AS meningkat AS pada tingkat yang diharapkan.
Pasar Brent lebih terkait dengan pengiriman minyak internasional dibandingkan pasar WTI.
OPEC "mempertahankan kuotanya, tetapi jelas mereka akan memiliki masalah di tangan mereka pada tahun depan," kata Kilduff.