REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavarov menilai tercapainya kesepakatan dengan Iran untuk mengekang ambisi nuklir Teheran membuat rencana sistem anti - rudal NATO di Eropa, yang ditentang oleh Moskow, tidak lagi diperlukan.
Moskow mengkhawatirkan jika sistem itu akan membahayakan pertahanannya sementara NATO mengatakan proyek itu hanya dimaksudkan untuk melindungi Eropa dari pembangunan rudal jarak jauh Iran. Prospek bahwa Iran juga akan mengembangkan senjata nuklir - yang dibantah oleh Teheran - menambah momentum untuk sistem pertahanan NATO.
Sekarang, jika kesepakatan dengan Iran "sepenuhnya dilaksanakan ... maka tidak akan ada alasan untuk menciptakan sebuah sistem pertahanan rudal di Eropa," kata Lavrov. Lavrov menegaskan bahwa, untuk Rusia, sistem itu adalah masalah utama dalam hubungannya dengan NATO, aliansi militer yang didirikan oleh Washington untuk melawan Uni Soviet dalam Perang Dingin .
Bulan lalu, lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa - Inggris, China , Prancis, Rusia dan Amerika Serikat - plus Jerman menyetujui kesepakatan dengan Iran untuk menghentikan program nuklirnya dengan imbalan pengurangan sanksi .
Kesepakatan awal seharusnya mengarah pada kesepakatan komprehensif yang akan membawa program nuklir Iran kembali di bawah pengawasan penuh internasional untuk memastikan itu adalah proyek sipil dan bukan militer, dengan pencabutan sanksi yang melumpuhkan secara bertahap.