REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Mantan diktator militer Bangladesh, Hussain Muhammad Ershad, mengancam akan bunuh diri, Kamis (5/12), setelah pasukan keamanan mengepung rumahnya. Peristiwa itu menyusul keputusannya untuk memboikot pemilu bulan depan.
"Saya telah mengisi empat pistol dan saya sudah bilang pemerintah bahwa jika mereka bermain trik dengan saya, saya akan bunuh diri," kata Irsyad kepada seorang wartawan televisi lokal selama wawancara di dalam rumahnya Kamis dini hari, seperti dilansir AFP.
"Saya akan mati sebelum RAB (paramiliter Batalyon Gerak Cepat) atau polisi dapat meletakkan jari pada saya," katanya, sebelum membuat gerakan picu ke arah kepalanya.
Pemimpin 83 tahun itu mengatakan, Selasa, bahwa ia tidak akan ambil bagian dalam pemilu 5 Januari. Keikutsertaannya dalam ajang politik itu bisa merusak kredibilitas pemilu yang juga diboikot oleh oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) dan sekutunya.
Sejumlah besar pasukan keamanan kemudian berkumpul pada Rabu di luar rumah Hussain di lingkungan kelas atas Baridhara di ibu kota Dhaka. Pasukan itu memicu perkiraan umum bahwa dia hendak ditangkap.