Jumat 06 Dec 2013 05:48 WIB

Kementrian Pertahanan Yaman Diserang 62 Orang Tewas

Tentara Yaman
Tentara Yaman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Komite Keamanan Tinggi Yaman mengatakan, 52 orang, termasuk dokter, perawat dan pasien, tewas dalam serangan Kamis terhadap kementerian pertahanan, dan sekitar 162 orang cedera.

Penyerang bom bunuh diri dan orang-orang bersenjata yang memakai seragam militer menyerbu gedung kementerian itu di Sanaa dalam serangan tunggal terburuk di Yaman selama 18 bulan ini.

Sebuah pernyataan komite itu mengatakan, beberapa dari mereka yang tewas adalah warga asing. Tidak disebutkan berapa aparat dan orang bersenjata yang terbunuh dalam insiden itu.

Menurut pernyataan itu, termasuk korban tewas adalah dua dokter Jerman dan dua dokter Vietnam, serta satu perawat India dan dua perawat Filipina.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu, namun seorang ahli Yaman mengenai militansi mengatakan, serangan itu memiliki ciri-ciri Alqaidah.

Militan Alqaidah memperkuat keberadaan mereka di Yaman tenggara, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011 yang akhirnya melengserkan Presiden Ali Abdullah Saleh.

Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei 2012 berhasil menghalau militan Al Qaida dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.

Meski melemah, jaringan teror itu masih bisa melancarkan serangan-serangan terhadap sasaran militer dan polisi.Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Alqaidah Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Alqaidah di Semenanjung Arab (AQAP).

AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.

Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari 2012 menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang telah berjanji menumpas Alqaidah.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement