Jumat 06 Dec 2013 23:16 WIB

Mandela: Saya Belajar Banyak dari Indonesia

Rep: Stevy Maradona/ Red: Karta Raharja Ucu
  Nelson Mandela mengenakan batik saat diabadikan di  pada tahun 2005.  (EPA/STR)
Nelson Mandela mengenakan batik saat diabadikan di pada tahun 2005. (EPA/STR)

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBERG -- Nelson Mandela mengaku belajar banyak dari Indonesia. Saat almarhum Presiden Soeharto melawat ke Afrika Selatan, Mandela menyebut Indonesia menjadi contoh sukses bagaimana negara mengubah dirinya, dari negara terbelakang menjadi negara berkembang.

Mandela mengaku belajar dari Indonesia secara politik dan ekonomi untuk membangun Afsel. Mandela mengingatkan Indonesia dan Afsel memiliki sejarah yang bisa dibilang mirip. Kedua negara memang sama-sama dijajah Belanda. Mandela berharap dari kunjungan Soeharto ketika itu, presiden mendapat nuansa Afsel dan Indonesia memiliki warisan kolonial serupa, kisah perjuangan kemerdekaan sama, pahlawan yang sama, budaya dan ikatan sosial serupa.

"Di sini, di Cape Town bisa dirasakan ada bagian dari Indonesia yang tertinggal di hati warga Afsel. Pertemuan dua delegasi negara di sini pasti membangkitkan semangat jiwa-jiwa pahlawan kemerdekaan Indonesia yang dibuang Belanda ke Afsel. Pahlawan yang sama yang menjadi inspirasi jutaan warga Afsel," kata Mandela.

Ia lalu merujuk ke ulama ternama Afsel yang berasal dari Sulawesi Selatan, Syekh Yusuf Al Makassari Al Bantani. Mandela mengatakan, samudera yang memisahkan Syekh Yusuf dengan keluarganya bisa menjadi samudera kesempatan menyatukan Afsel dan Indonesia kembali. Kedua negara punya kapasitas menjadikan Samudera Hindia sebagai basis perdagangan inter-regional yang penting.

Mandela juga menganjurkan agar Indonesia-Afsel membentuk Asosiasi Negara-Negara di Sabuk Samudera Hindia. "Dalam situasi dunia yang penuh gejolak, kerja sama antarnegara dan hubungan ekonominya menjadi sangat penting," kata tokoh yang kerap disapa Madiba ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement