REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Konsulat Malaysia di Pekanbaru mengimbau masyarakat di seluruh kabupaten/kota di Riau untuk mewaspadai kejahatan lewat jejaring internet yang mengatasnamakan warga negara Malaysia.
"Sejak dua tahun terakhir, sudah ada sepuluh korban yang mengadu ke konsulat terkait penipuan melalui internet yang dikabarkan pelakunya berdomisili di Malaysia," kata staf Imigration dan Konsuler Konsulat Malaysia di Pekanbaru Antoni kepada Antara, Sabtu.
Ia menjelaskan, dari sepuluh kasus yang dilaporkan itu, pelakunya menggunakan berbagai macam modus. Semisal penjualan produk murah, atau bahkan hendak memberikan hak waris serta tawaran kerja instan yang menghasilkan kekayaan.
"Semua korbannya mengenal pelaku itu lewat jejaring sosial atau media internet seperti perkenalan lewat email, facebook, dan lainnya," kata dia.
Antoni mengatakan kemungkinan besar pelaku memang mengincar korban warga negara Indonesia khususnya yang memiliki ilmu pengetahuan atau tingkat kecerdasan di bawah rata-rata.
Mereka (korban) yang tergiur, demikian Antoni, biasanya tidak akan mengonfirmasi atau mengadukannya ke konsulat terlebih dhulu. "Mereka itulah yang mungkin sudah kehilangan banyak kekayaan. Namun saya tidak mendatanya. Kami hanya mendata sepuluh korban yang rata-rata orang cerdas di Riau sehingga tidak sempat menelan kerugian materi," katanya.
Menurut dia, kejahatan ini merupakan bentuk sindikat yang telah tersusun rapi megingat pelakunya memiliki ragam modus yang berbeda-beda. Meski Antoni meyakini pelakunya masih dalam satu komplotan yang diindikasi bermarkas di Malaysia.
"Kami juga sudah menyebarkan informasi kejahatan lewat internet yang telah banyak memakan korban warga Riau ini ke pemerintah Malaysia atau kepolisian di sana. Tapi belum ada informasi tertangkapnya pelaku," kata dia.