REPUBLIKA.CO.ID, DAVAO CITY -- Empat pemberontak sayap-kiri telah tewas dalam serangkaian bentrokan belum lama ini dengan tentara Pemerintah Filipina di bagian selatan negeri itu, kata militer, Sabtu.
Tiga pemberontak Tentara Rakyat Baru (NPA) --dua di antara mereka perempuan- tewas dalam bentrokan dengan prajurit militer di Desa Teresa di Maco, Kota Kecil di Provinsi Lembah Compostela di Mindanao, Rabu (4/12), kata Kapten Alberto Caber, Juru Bicara Komando Militer Filipina di Mindanao Timur.
"Penduduk di daerah itu melaporkan dua dari tiga pemberontak NPA yang tewas di Teresa adalah perempuan.
Pemberontak yang melarikan diri membawa teman mereka yang tewas dan tampaknya menyembunyikan mereka di hutan," kata Caber dalam satu pernyataan, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu.
Ia menambahkan tentara sekarang sedang menyusuri daerah tersebut untuk menemukan pemberontak yang diduga tewas dan memburu mereka yang melarikan diri.
Pada Jumat (6/12), bentrokan lain terjadi antara tentara dan pemberontak NPA di Desa Malamodao, yang berdekatan, juga di Maco. Seorang pemberontak NPA yang tewas ditemukan, dan juga satu granat tangan, magazin bagi sejumlah senapan M-16 serta tas punggung, katanya.
Militer menyatakan unsur gabungan polisi-Angkatan Bersenjata sekarang masih melancarkan operasi di daerah itu atas permintaan warga sipil setempat.
Militer juga mendorong warga lokal agar terus melaporkan kepada pemerintah kehadiran personel NAP dan aksi pemerasan yang terjadi di wilayah mereka masing-masing.
NPA, yang memiliki 4.000 anggota dan merupakan sayap bersenjata Partai Komunis Filipina, melancarkan perang gerilya di 60 provinsi Filipina sejak 1969.