Ahad 08 Dec 2013 19:57 WIB

Turki, Pintu Kaum Jihad Menembus Suriah

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah / Red: Citra Listya Rini
Bendera Turki
Bendera Turki

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah penampungan tampaknya begitu aman di wilayah Turki Selatan. Begitu aman hingga dalam tiga bulan terakhir 150 orang hilir mudik keluar dari rumah yang terletak di perbatasan Ryhanli, Suriah.

Seorang kepala rumah penampungan, yang diwawancarai BBC mengatakan dari 150 orang yang pernah tinggal, 20 orang diantaranya adalah warga asal Inggris. Hanya saja mereka adalah pejuang yang ingin menembus Suriah melawan pasukan pemerintah.

BBC melaporkan saat ini pejuang yang berperang di tanah Suriah, termasuk kelompok Alqaidah memiliki rute yang semakin terorganisir. Sementara aktivis oposisi menilai mereka, para pejuang, telah merusak rancangan revolusi Suriah.

''Mereka datang melalui undangan teman-teman,'' kata pemilik rumah tersebut. Mereka biasanya tinggal selama satu hingga dua hari sebelum menyeberang ke Suriah. Mereka akan kembali ke rumah penampungan itu, jika mereka sedang menunggu penerbangan kembali ke negara asal.

Seorang pejuang, pria asal Prancis menyatakan bahwa ada ribuan dari mereka yang akan datang. Para pejuang itu berasal dari seluruh penjuru dunia. ''Dan kita semua dari Alqaidah,'' kata pejuang asal Prancis itu kepada BBC.

Pejuang lainnya, mahasiswa yang memutuskan keluar, menyatakan bergabung dengan kelompok brigade berjumlah 8 ribu orang. Brigade itu adalah kelompok yang memiliki hubungan dengan Negara Islam Irak dan Suriah. Kelompok ini dikenal sebagai organisasi Islam radikal.

Berdasarkan data BBC, ribuan pejuang asing, 300 diantaranya warga Inggris, masuk ke Suriah untuk melawan pasukan Presiden Bashar al Assad. Sayangnya, menurut seorang pasukan oposisi, pejuang ini tak hanya melawan Assad namun juga pasukan Tentara Pembebasan Suriah (FSA).

Seorang mantan Komandan FSA mengaku ia terpaksa melarikan diri dan bersembunyi di Turki setelah kelompoknya ditangkap para pejuang itu. Ia menyatakan kalau mereka mengaku tak benar-benar muslim.

Pun, ia melihat langsung kekejaman mereka bahkan menembaki pasukan FSA. Padahal pasukan FSA melakukan revolusi untuk kekebasan dan kesetaraan, bukan untuk menghancurkan Suriah. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement