Senin 09 Dec 2013 06:09 WIB

53 Pemimpin Dunia akan Hadiri Pemakaman Mandela

An Italian land artist Dario Gambarin shows his a gigantic portrait of former South African President Nelson Mandela, ploughed by Gambarin in a country field of 27,000 square meters, in Castagnaro, Italy. (file photo)
Foto: AP/Dario Gambarin
An Italian land artist Dario Gambarin shows his a gigantic portrait of former South African President Nelson Mandela, ploughed by Gambarin in a country field of 27,000 square meters, in Castagnaro, Italy. (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Sebanyak 53 kepala negara dan pemerintahan dari seluruh dunia memastikan akan hadir pada acara pemakaman ikon perdamaian Nelson Mandela, kata Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Maite Nkoana-Mashabane, Ahad (9/12).

Para tamu yang akan hadir diantaranya Presiden AS Barack Obama bersama tiga mantan presiden Amerika, pemimpin Brasil Dilma Rousseff, Presiden Prancis Francois Hollande dan Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Pemimpin Palestina Mahmud Abbas dan Pengeran Charles dari Inggris yang mewakili Ratu Elizabeth II juga akan menghadiri acara pemakaman itu.

Ada "keinginan yang belum pernah terjadi sebelumnya" untuk menghadiri pemakaman Mandela setelah ia meninggal Kamis malam lalu, kata Nkoana-Mashabane pada jumpa pers di Johannesburg.

Banyak pemimpin akan menghadiri acara peringatan Mandela pada Selasa di Stadion Soccer City, dimana almarhum pemimpin anti-apartheid itu tampil terakhir di depan publik pada pertandingan sepak bola Piala Dunia 2010.

Sekelompok pemimpin akan pergi ke desa masa kecil Mandela, Quni, untuk menghadiri acara pemakamannya pada Minggu mendatang. Puluhan tamu juga diperkirakan hadir, termasuk Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon, Kofi Annan, Martti Ahtisaari, Lakhdar Brahimi dan Mary Robinson.

Ratu Talk Show Oprah Winfrey dan penyanyi-aktivis Bono, serta Richard Branson dan Peter Gabriel diperkirakan masuk dalam jajaran para selebritis yang akan melayat pejuang hak asasi manusia itu.

Mandela meninggal dunia di kediamannya di Johannesburg pada Kamis setelah mengalami sakit infeksi paru-paru.

Pemimpin kulit hitam itu menang dalam pemilihan umum demokratis pertama Afrika Selatan pada 1994, yang mengarah pada rekonsiliasi rasial selama masa tunggalnya sebagai presiden, sebelum ia mengambil peran baru sebagai negarawan  dan pejuang anti-AIDS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement