Senin 09 Dec 2013 06:30 WIB

53 Kepala Negara Akan Hadiri Pemakaman Mandela

Nelson Mandela dan cucu-cucunya.
Foto: Reuters/Peter Morey
Nelson Mandela dan cucu-cucunya.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebanyak 53 kepala negara dan pemerintah telah memastikan akan menghadiri acara pemakaman ikon perdamaian Nelson Mandela, kata Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Maite Nkoana-Mashabane, Minggu.

Para tamu yang akan hadir mencakup Presiden AS Barack Obama bersama tiga mantan presiden Amerika, pemimpin Brasil Dilma Rousseff, Presiden Prancis Francois Hollande dan Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Ada "keinginan yang belum pernah terjadi sebelumnya" untuk menghadiri pemakaman Mandela setelah ia meninggal Kamis malam, kata Nkoana-Mashabane pada jumpa pers di Johannesburg.

Banyak pemimpin akan menghadiri acara peringatan Mandela pada Selasa di Stadion Soccer City, dimana almarhum pemimpin anti-apartheid itu tampil terakhir di depan publik pada pertandingan sepak bola World Cup pada 2010.

Sekelompok pemimpin akan pergi ke desa masa kecil Mandela, Quni, untuk menghadiri acara pemakamannya pada Minggu mendatang.

Puluhan tamu juga diperkirakan hadir, termasuk Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon, Kofi Annan, Martti Ahtisaari, Lakhdar Brahimi dan Mary Robinson.

Ratu bincang-bincang Oprah Winfrey dan penyanyi-aktivis Bono, serta Richard Branson dan Peter Gabriel diperkirakan termasuk para selebritis yang akan melayat pejuang hak asasi manusia itu.

Pemimpin Palestina Mahmud Abbas dan Pengeran Charles dari Inggris yang mewakili Ratu Elizabeth II juga akan menghadiri acara pemakaman itu.

Mandela meninggal dunia di kediamannya di Johannesburg pada Kamis setelah mengalami sakit infeksi paru-paru.

Pemimpin kulit hitam itu menang dalam pemilihan umum demokratis pertama Afrika Selatan pada 1994, yang mengarah pada rekonsiliasi rasial selama masa tunggalnya sebagai presiden, sebelum ia mengambil peran baru sebagai negarawan sepuh keliling dan pejuang anti-AIDS.

Mandela, yang pernah disebut sebagai teroris oleh AS dan Inggris, dirawat di rumah sakit beberapa kali sejak Desember 2012, sebagian besar karena gangguan paru-paru yang dideritanya selama bertahun-tahun, demikian AFP.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement