REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Presiden AS Barack Obama menekan pemimpin Palestina agar mencapai penyelesaian keamanan peralihan dengan memperhitungkan pandangan Israel, kata seorang pejabat Palestina.
"Kami secara seksama memantau posisi AS dalam perundingan berkaitan dengan keinginan Amerika untuk memberlakukan penyelesaian sementara yang dipusatkan pada pengaturan keamanan yang cocok buat Israel," kata pejabat tersebut kepada Xinhua.
Pemimpin Palestina percaya perubahan sikap Washington, yang menaja pembicaraan perdamaian Palestina-Israel sejak pembicaraan dilanjutkan pada Juli, dimaksudkan untuk meredakan kekecewaan Issrael sehubungan dengan kesepakatan nuklir sementara yang dicapai Iran dengan negara besar dunia, termasuk Amerika Serikat, tambah pejabat yang tak ingin disebutkan jatidirinya itu.
Dalam kunjungannya ke Israel dan Palestina awal pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengusulkan pengaturan keamanan untuk memenuhi tuntutan Israel tanpa mempertimbangkan sikap Palestina, kata pejabat tersebut sebagaimana dilaporkan Xinhua, Senin pagi.
Secara keseluruhan, gagasan Kerry membayangkan negara Palestina dengan perbatasan sementara dan masalah status akhir ditangguhkan, kata pejabat Palestina itu. Ia menambahkan pihak Palestina menolak gagasan semacam itu.
Kerry juga menarik dukungannya bagi tuntutan Palestina agar Israel mengakhiri kehadiran militer di perbatasan negara masa depan Palestina, terutama di Lembah Jordan, yang penting, di sebelah timur Tepi Barat Sungai Jordan.
Ahmed Majdalani, anggota Komite Pelaksana Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan usul AS tersebut mengubah prinsip pertukaran tanah bagi perdamaian ke peraturan baru yang dilandasi atas keamanan bagi perdamaian.
Pada Kamis, Kerry mengatakan pihak Israel dan Palestina "makin dekat ke perdamaian dibandingkan kapan pun juga", meskipun Palestina menentang berlanjutnya pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem Timur.