REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi wartawan internasional pada rabu meminta gerilyawan Suriah untuk menghentikan penculikan terhadap wartawan oleh kelompok bersenjata. Karena, puluhan penculikan itu telah mencegah liputan utuh mengenai perang saudara di negeri tersebut.
Dalam surat yang ditujukan kepada pemimpin oposisi, sebanyak 14 organisasi media termasuk Reuters memperkirakan terdapat sekitar 30 wartawan yang diculik dan ditahan di Suriah.
"Akibat penculikan tersebut, semakin banyak media yang merasa tidak aman lagi bagi wartawan dan juru foto untuk memasuki Suriah dan mungkin memutuskan untuk membatasi liputan perang tersebut," sebut mereka menambahkan.
Organisasi media juga meminta pemimpin oposisi untuk menjamin pembebasan para wartawan dan mengatakan bahwa staf media siap menghadai risiko terluka bahkan hingga kematian dalam melaksanakan tugas liputan di kawasan perang.
"Namun, risiko diculik sungguh tidak dapat diterima," kata mereka. "Para pemimpin berada pada kedudukan untuk mengurangi bahkan menghapuskan risiko tersebut."
Penculikan menjadi hal yang lumrah di wilayah pemberontakan di utara, yaitu Aleppo, Idlib dan Raqqa. Komite Perlindungan Wartawan menyampaikan suratnya melalui http://cpj.org/blog/syrialetterfinal.pdf sebagai langkah yang belum pernah dilakukan.
CPJ mencatat sejak 2011 terdapat sekitar 50 wartawan lebih yang meninggal di Suriah. Dalam dua bulan terakhir, terjadi sedikitnya tujuh penculikan terhadap wartawan.