REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Jumat (13/12), menyeru rakyat Republik Afrika Tengah (CAR) untuk menjajaki perdamaian dan tidak menyebarkan perpecahan.
Ban mengeluarkan pernyataan tersebut di dalam pesan radio kepada rakyat CAR saat situasi kemanusiaan memburuk di negara yang dilanda konflik di Afrika tersebut. Sebanyak 450 orang tewas di Ibu Kota CAR, Bangui, dan 159 ribu orang lagi meninggalkan tempat tinggal mereka di Bangui, hanya dalam satu pekan belakangan saja.
"Saya tergerak oleh apa yang terjadi di negara kalian dan saya ingin berbicara dengan kalian secara pribadi," kata Ban. "Terlalu banyak orang ketakutan dan negeri ini berada di ambang kehancuran. Saya menyeru setiap orang agar menelusuri jalur perdamaian. Pertumpahan darah harus dihentikan," katanya seperti dilansir dari Xinhua, Sabtu (14/12).
"Apa pun kepercayaan kalian atau latar belakang, kalian memiliki sejarah yang sama dan masa depan yang sama," kata Sekjen itu.
Sementara itu, ia menyeru para pemimpin agama dan masyarakat dari berbagai keyakinan agar berperan sebagai pendorong perdamaian. "Saya menyeru pemerintah peralihan agar melindungi rakyat dan mencegah konflik berlangsung terus. Saya memiliki pesan jelas buat semua yang akan melakukan kekejaman dan kejahatan terhadap umat manusia," katanya.
Dikatakannya, PBB terikat komitmen untuk membantu negara tersebut untuk memulihkan diri dari krisis. "Kalian tidak sendirian dan kami takkan meninggalkan kalian."
Tentara Afrika dan Prancis sudah berada di lapangan dan membuat perbedaan, kata Ban. "Tentara lain akan segera tiba guna membantu memulihkan ketenangan. Kami berusaha menyediakan makanan, tempat berteduh dan obat. Kami akan mendukung kalian untuk mewujudkan perdamaian yang langgeng dan masa depan yang lebih baik buat semua."