REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Yaman mengatakan petinggi oposisi Alqaidah menjadi target serangan udara yang dilakukan di Provinsi al-Bayda. Kejadian ini ternyata menewaskan 15 yang sedang dalam perjalanan menuju sebuah pesta pernikahan.
Otoritas setempat mengatakan iring-iringan sebuah pesta pernikahan ikut terkena serangan udara pada Kamis (12/12) di selatan Yaman. Keramaian itu salah dikenali dan diduga merupakan komvoi Alqaidah. Selain 15 tewas, lima lainnya menderita luka-luka.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan Pemerintah Yaman, Jum'at (13/12) petang tidak menyebutkan adanya korban sipil atau pesta pernikahan.
"Sebuah serangan udara dilakukakan pada Kamis sore sekitar pukul 16.30. Target serangan adalah sebuah mobil yang ditumpangi petinggi Alqaidah," demikian keterangan yang diberikan Dewan Keamanan Yaman.
Pernyataan resmi itu juga menyebutkan dalam kendaraan terget terdapat petinggi al-Qaeda yang terlibat dalam perencanaan aksi terorisme.
Pejabat senior Provinsi al-Bayda, Sabtu (14/12) mengatakan delegasi pemerintah telah bertemu dengan kepala suku di wilayah itu dan berjanji akan mengadakan penyelidikan serangan itu.
Pemerintah juga berjanji memberi kompensasi kepada keluarga korban jika dari hasil investigasi terbukti ada warga sipil yang menjadi korban.
Amerika Serikat (AS) telah menerbangkan pesawat tanpa awak (drone) miliknya di Yaman sebagai bagian melawan Alqaidah di Semenanjung Arab (AQAP) yang disebut Wahington menjadi tempat paling aktif sayap kelompok bersenjata itu.
AS menggunakan drone sebagai bagian dalam AQAP tapi tidak berkomentar atas aktivitas itu. Kelompok Pemantau Hak Asasi Manusia melaporkan awal tahun ini serangan misil AS telah menewaskan puluhan orang di Yaman.
Pada Senin lalu, sebuah misil dari sebuah drone milik AS juga menewaskan tiga orang yang sedang bepergian menggunakan sebuah mobil di timur Yaman.