REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Seorang pengebom bunuh diri menewaskan dua tentara penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa Senegal dan menghancurkan satu-satunya bank yang beroperasi di kota Mali utara Kidal pada Sabtu (14/12).
Insiden itu terjadi sehari sebelum putaran kedua pemilihan parlemen. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab untuk bom mobil pada pukul 06.45 waktu setempat pada Bank Solidaritas Mali, yang dijaga tentara Mali dan misi penjaga perdamaian PBB yang dikenal sebagai MINUSMA.
Beberapa pejuang terkait dengan Al Qaida masih bertahan di utara hampir satu tahun setelah dimulainya serangan Prancis bertujuan untuk mengusir mereka dari wilayah gurun yang mereka duduki selama sebagian besar dari 2012, setelah membajak satu pemberontakan separatis Tuareg.
"Sebuah bom mobil ditargetkan pada pasukan MINUSMA dan tentara Mali yang mengawal pembangunan Bank Solidaritas Mali di pusat Kidal," kata sebuah pernyataan oleh MINUSMA, yang mengutuk serangan itu.
"Ledakan itu menyebabkan kematian tentara Senegal dan juga menyebabkan sejumlah cedera serius di antara jajaran penjaga nasional Mali dan MINUSMA," kata pernyataan itu. Bagian tubuh berserakan di atas 100 meter karena terjadinya ledakan, kata radio nasional.
"Sebuah kendaraan di depan bank tersebut terbakar setelah ledakan. Ada sejumlah besar asap hitam di langit tergantung di atas kota," kata warga Ibrahim MaAga. Penduduk lain, Youssouf Toura, mengatakan bank tersebut menjadi puing-puing.
Tidak jelas apakah bank itu terbuka untuk bisnis pada waktu itu. Sebuah sumber militer mengatakan pasukan MINUSMA mengawal di luar bank sementara tentara Mali melindungi di dalam.