REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Setelah 20 tahun bekerja di Arab Saudi dan tidak diketahui keberadaanya, Warsinem binti Kasidi Sanropingi, (15/12) berkumpul dengan keluarganya di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Berita Warsinem kali pertama disampaikan anggota DPR RI Komisi IX, Rieke Dyah Pitaloka kepada media massa 11 Mei 2013. Setelah mendapat informasi tersebut, KBRI Riyadh bergerak cepat mencari Warsinem.
Awalnya, menurut siaran pers yang diterima Republika, sangat sulit melacak keberadaan Warsinem karena terbatasnya informasi.
Upaya pencarian Warsinem tak saja dilakukan KBRI Riyadh di Arab Saudi, juga secara intensif dilakukan Kementerian Luar Negeri RI yang menghubungi Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta.
Kerja keras KBRI Riyadh yang dilakukan melalui jalur formal dan informal, mulai mendapat titik terang ketika KBRI Riyadh berhasil mendapatkan nomor identitas Roddi Ali Husen yang merupakan pengguna jasa Warsinem.
Berbekal informasi tersebut KBRI kemudian mendatangi pihak Gubernuran dan Kepolisian Al Ahsa, sekitar 500 km dari kota Riyadh, Arab Saudi.
Atas kerjasama yang baik, tujuh hari setelah diberitakan media, KBRI Riyadh bertemu dengan Warsinem dan mengupayakan Roddi Ali Husen untuk membayarkan seluruh hak-hak Warsinem sejak tahun 1993 dan segera memulangkannya ke Indonesia.
Kepulangan Warsinem ke Indonesia sempat tertunda karena pada saat itu Roddi Ali Husen tidak memiliki cukup uang untuk membayar hak-hak Warsinem sepenuhnya.
Selain itu Warsinem masih ingin menunda kepulangannya ke Tanah Air karena ingin membantu persalinan anak Roddi Ali Husen terlebih dahulu sebelum pulang ke Indonesia. 23 Juni 2013, Roddi Ali Husen akhirnya menyerahkan seluruh hak Warsinem disaksikan KBRI Riyadh.
Dan, pada 15 Desember lalu, menggunakan Penerbangan Saudia Airlines SV 816, Warsinem pulang ke Indonesia setelah menerima seluruh hak-haknya selama bekerja 20 tahun di Arab Saudi. Kepulangan Warsinem di Bandara Soekarno Hatta disambut keluarga dan staf Kementerian Luar Negeri.