REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Antara 400 sampai 500 mayat dilaporkan telah dibawa ke rumah sakit di ibu kota Sudan Selatan setelah bentrokan antara faksi-faksi tentara saingan, kata seorang pejabat PBB kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Selasa (17/12).
Kepala penjaga perdamaian PBB, Herve Ladsous, menambahkan bahwa 800 orang lainnya terluka dalam pertempuran antara pasukan yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan pemimpin oposisi, menurut para diplomat dalam konsultasi tertutup dewan mengenai krisis terbaru di Afrika itu.
Ladsous mengatakan informasi itu berdasarkan laporan yang diberikan oleh rumah sakit Juba. Namun PBB, menurut laporan AFP yang dikutip Rabu (18/12), belum mengonfirmasikan jumlah korban di tengah bentrokan baru pada Selasa.
Sekitar 15 ribu orang telah mengungsi di kompleks PBB di seluruh Juba sejak masalah itu dimulai pada Ahad, kata pejabat itu. Situasi Juba tetap tegang dan muncul bentrokan-bentrokan yang sedang dilakukan antara kelompok-kelompok etnis, kata Ladsous kepada dewan beranggota 15 negara itu.
Salva Kiir telah menuduh pasukan yang setia kepada mantan wakil presiden Riek Machar melakukan upaya kudeta di negara miskin itu. Pemerintah mengatakan 10 tokoh penting termasuk mantan menteri telah ditangkap, tetapi Riek Machar berhasil melarikan diri.
Salva Kiir adalah seorang suku Dinka sementara Riek Machar adalah berasal dari etnis Nuer. Pemimpin PBB Ban Ki -moon berbicara dengan Salva Kiir pada Selasa dan mendesaknya untuk menawarkan dialog dengan oposisi. Ban juga berbicara dengan presiden tetangganya, Uganda, Yoweri Musseveni, tentang kerusuhan itu, kata para pejabat tersebut.